Sabtu, 15 Oktober 2011

Wasiat untuk Para Istri dan Calon Istri

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاةوالسلام على رسول الله وعلى آله ومن والاه أما بعد:
Amamah bintu Al Harits berpesan kepada putrinya ketika mengantarkan putrinya kepada suaminya, Dia mengatakan :

Wahai putriku…!

Seandainya wasiat itu jika ditinggalkan akan menjadi lebih beradab dan lebih luhur, niscaya aku akan menyingkirkannya darimu. Akan tetapi wasiat ialah penggugah ingatan bagi orang yang mulia dan penolong bagi orang yang berakal. 

Wahai putriku…!

Kalau seandainya wanita tidak butuh seorang  suami, niscaya kedua orang tuanya akan menjadi kaya dan lebih membutuhkan kepadanya, niscaya aku orang yang tidak butuh akan hal itu. Akan tetapi untuk laki-laki wanita diciptakan dan untuk wanita laki-laki diciptakan.

Wahai putriku…!

Jagalah sepuluh perilaku!:

Pertama dan kedua : bersahabat dengan sifat qona’ah [penuh kecukupan]dan bergaul dengan membaguskan pendengaran dan taat. Sebab dalam sifat qona’ah terdapat ketenangan dan ketentraman hati, dan dalam ketaatan terdapat keridhoan Allah Azza wa jalla.

Ketiga dan keempat : Perhatikanlah tempat yang menjadi sasaran matanya dan carilah tempat penciuman hidungnya!Jangan sampai matanya melihat pemandangan yang buruk darimu!Dan jangan sampai hidungnya mencium darimu kecuali bau yang paling wangi!. 

Kelima dan keenam : Carilah waktu yang tepat untuk makannya dan tenanglah ketika dia sedang tidur! Sebab panasnya dahaga menimbulkan rasa haus dan lapar dan lelapnyaa tidur menimbulkan kemarahan.

Ketujuh dan kedelapan : Janganlah kamu tamak terhadap hartanya dan jagalah kehormatan dan keluarganya. Aturlah urusan dalam masalah harta dengan pengaturan yang baik, dan dalam masalah keluarga dengan penghormatan yang luhur!.

Kesembilan dan kesepuluh : Jangan menyebarkan rahasia dan jangan mendurhakai perintahnya ! Sebab, kalau kamu menyebarkan rahasianya, maka kamu tidak akan merasa aman dari pengkhianatannya, dan apabila kamu mendurhakai perintahnya  niscaya akan menimbulkan kemarahannya.”[Ahkamun nisaa’ karya Ibnul Jauzi[ hal 80]].

Semakin kamu mengagungkannya semakin besar pula penghormatan dia kepadamu. Semakin kamu sering mencocokinya  semakin bagus pula kelembutannya kepadamu.

Ketahuilah…!

Kamu tidak akan mampu melakukan hal itu hingga kamu lebih mengutamakan keinginannya  diatas keinginanmu, dan ridhonya diatas keridhoanmu, baik dalam hal yang kamu sukai maupun hal yang kamu benci.

Hati-hati kamu, jangan sampai kamu bergembira  dihadapannya tatkala dia sedang sedih, dan jangan menampakkan kesedihan dihadapannya tatkala dia sedang bergembira. 


Maroji’ : 
Bingkisan ‘tuk Kedua Mempelai karya Abu ‘Abdirrohman bin ‘Abdirrohman Ash Shubaihi