Jumat, 14 Oktober 2011

Marhaban Yaa Syahro Romadhon

بسم الله الرحمن الرحيم
Romadhon bulan kemulyaan
Bulan penuh rohmat dan ampunan
Di dalamnya Al Qur’an diturunkan
Kini tlah hadir di pangkuan
Maka wahai saudaraku seiman
Coba perhatikan apa yang hendak  ku tuliskan
Hadist yang mulia untuk kita renungkan
Dan yang lebih penting direalisasikan
Apa yang telah Rosulullah sabdakan
“Barang siapa berpuasa dengan penuh keimanan
Dan mengharap pahala dari Ar Rohman
Maka Allah akan beri ampunan
Apa yang telah lalu dari dosa-dosa kalian”
Wahai kawan hendaknya kita persiapkan
Sucikan hati penuhi dengan keimanan
Berbenah diri, rancang program kebaikan
Hiasi hari dengan banyak amalan kebaikan
Bukan sibuk menyusun menu harian
Atau mempersiapkan parcel lebaran
Wahai teman coba kita renungkan
Sederhana dalam berbuka bukan kehinaan
Yang penting penuhi standard kesehatan
Makanan yang dapat menguatkan badan
Agar aktivitas dapat dijalankan
Tidak loyo dan tak pula malas-malasan 
Sejak fajar mulai disingsingkan
Sampai matahari mulai ditenggelamkan
Menahan perut dari makanan dan minuman
Jangan lupa tuk menahan kemaluan                 
Syahwatpun tak boleh dilampiaskan
Menahan pandangan, lidah, kaki dan tangan
Penglihatan dan seluruh anggota badan
Sebisa mungkin dapat dikendalikan
Romadhon memang bulan menakjubkan
Tak didapati pada putaran tahunan
Satu kebaikan yang kita amalkan
Bisa jadi pahala dilipat gandakan
Semakin banyak amalan kebaikan
Derajatpun akan dinaikan
Pintu surga dibukakan
Pintu neraka ditutupkan
Syaithonpun tak lagi berkeliaran
Terbelenggu hilang kebebasan[1]
Karena syahwat dan nafsu dapat dikendalikan
Akibat makanan dan minuman yang ditinggalkan
Wahai kawan coba perhatikan
Hal-hal yang dianjurkan dan disyari’atkan
Hendaknya makan sahur diakhirkan
Segera berbuka ketika matahari ditenggelamkan
Banyak shodaqoh, bakhilpun ditinggalkan
Banyak baca kitab suci Al qur’an
Atau qiro’ah yang diperdengarkan
I’tikaf di masjid perbanyak amalan
Sepuluh hari terakhir tingkatkan kesungguhan
Mencari lailatul qodar yang penuh keagungan
Satu malam sebanding dengan seribu bulan
Tatkala romadhon berakhir di penghujung bulan
Takbir bergema bersahut-sahutan
Di seluruh penjuru daratan dan lautan
Di pedesaan dan di perkotaan
Dengungkan kebesaran dan keagungan
Robb yang diliputi dengan Kemulyaan
Senyum kegembiraan tak lupa ditebarkan
Menyongsong hari kemenangan
Setelah sebulan dalam perjuangan
Syahwat dikendalikan, makanan ditinggalkan
Harapan besarpun dilambungkan
Kiranya amalan yang telah dilakukan
Diterima dan juga dapat ganjaran
Setimpal atau dilipat gandakan
Yang akan jadi tabungan di hari kemudian
Wahai kawan coba kita perhatikan
Lebaran tak mesti identik dengan kemewahan
Hamburkan uang cuma untuk beli makanan
Beli baju baru atau minuman kesegaran
Hiasi rumah dengan pernak pernik berlebihan
Yang tak punya nilai guna apalagi kemanfaatan
Sekedar ingin tampil beda tak memalukan
Di hadapan tetangga dan juga para rekan
Maka hati-hatilah dari riya yang disembunyikan
Daripada mewah berliput kemaksiatan
Lebih baik gunakan uang tabungan
Tuk santuni faqir miskin dan gelandangan
Anak yatim yang keadaannya memprihatinkan
Atau janda-janda tua yang tak punya santunan
Barangkali ada isak tangis dan juga ratapan
Sebab perut lapar tak ada makanan
Disaat yang lain bertabur kegembiraan
Di hari raya tebarkan senyum kepedulian
Pada sesama yang butuh bantuan
Bukan hura-hura atau bikin kemaksiatan 


Selesai ditulis di Walahar, 29 Sya’ban 1432 H
Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ghoffarollohu 'anhaa wa waalidaihaa
         


1.     Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori (4/97) dan Muslim (1079)
“Jika datang bulan Romadhon , maka dibukalah pintu -pintu surga dan ditutup pintu –pintu neraka dan dibelenggulah syaithon”.