Jumat, 14 Oktober 2011

Nasihatku Untukmu Duhai Wanita

Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu 'anhaa wa waalidihaa

بسم الله الرحمن الرحيم

Ini adalah goresan pena seorang anak manusia
Dari Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Yang ingin berbagi nasihat bagi kaumnya
Yang ditulis dikala senja menyapa
Semburat jingga menggelayut di ufuk barat sana
Gulita malam merayap perlahan tak terasa
Pena mulai ku gores, anganpun mulai mengembara
Merangkai kata menyulam faidah nan berharga
Bismilah adalah tonggak awalnya
Meneladani para Rosul dan para salaf setelahnya

Duhai saudariku tercinta
Goresan ini bukan sekedar kumpulan kata
Yang berbaris rapih tanpa makna
Lihatlah diawal dan diakhirnya
Mungin ada faidah yang berguna
Maka seyogyanya bagi kaum wanita khususnya
Untuk mencermati nasihat yang berharga
Supaya hidup lebih terarah dan bermakna

Ku sampaikan nasihat ini untukmu duhai wanita
Dinegeri manapun dikau berada
Untuk senantiasa ingat keagungan-Nya
Yang tlah menciptakanmu dari rusuk seorang pria

Duhai engkau para wanita
Sosok lembut,anggun lagi bersahaja
Yang senantiasa menjaga fitroh dan kehormatannya
Ditengah derasnya propaganda emansipasi wanita
Janganlah gentar apalagi takut untuk dicela
Untuk tampil beda di tengah masyarakat yang semakin gila
Jadilah engkau tangguh bak batu karang dilepas laut sana
Yakin akan kebenaran janji-Nya
Yang akan menyediakan surga yang penuh rona bahagia
Bagi siapa saja yang mentaati-Nya
Susurilah olehmu jalan-jalan kehidupan dengan sahaja
Diatas kebenaran petunjuk-Nya
Berpegang teguh kepada Al Qur’an dan sunnah nabi-NYA
Dengan pemahaman para salaf setelahnya
Meski tak seorangpun yang jadi pembela
Bahkan keluagapun menjadi musuh yang nyata
Menghalangimua untuk istiqomqh di jalan-Nya
Dengan intimidasi dan tindakan aniyaya
Mencoba tuk hancurkan pondasi aqidah yang telah membaja
Maka bersabarlah wahai saudariku tercinta
Janganlah engakau mundur apalagi futur karenanya
Yakinlah bahwa Allah di atas Arsy-Nya
Kan menolong dan mengabul do’a para hamba
Lanjutkan perjuanganmu dan jangan engkau lupa
Tuk tegakkan agama yang mulia
Dalam kehidupan diri dan keluarga

Duhai pemilik wajah jelita
Jangan biarkan keelokkanmu dinikmati para pria
Yang tak bisa jaga pandangan mata
Selimutilah dirimu dengan jilbab atau abaya
Agar tampak anggun lagi mempesona
Karena itulah yang disyari’atkan Robb kita
Agar terjaga kehormatan para wanita

Duhai saudariku yang tercinta
Hiasilah dirimu dengan akhlaq yang mulia
Karena dengannya engkau menjadi berharga
Meski tak berhias dengan emas dan permata
Jadikan Rosul sebagai teladan utama
Dalam seluruh peri kehidupan di alam dunia

Duhai pemilik lisan yang bertaqwa
Pemberian Sang Pencipta yang berada di atas sana
Bertutur katalah dengan lembut dalam setiap suasana
Sedikit berucap namun sarat dengan makna
Jangan banyak cakap jika tak berguna
Karena kan membuatmu menjadi hina
Dihadapan seluruh mahluk dan sesama manusia
Apalagi dihadapan Robb penguasa jagat raya
Ingatlah sabda Rosul kita
Ketika beliau bersabda :
“Kuffa ‘alaika haadza!”
Beliau peringatkan manusia terutama wanita
Untuk menjaga lisan dalam bertutur kata
Karena salah dalam berbicara
Kan menjadikan manusia binasa
Masuk dalam jurang neraka
Yang bahan bakarnya batu dan manusia
Lisan memang anugerah yang luar biasa
Dari Dzat Yang Maha Sempurna
Dengannya manusia menjadi mulia
Jika lisan digunakan sebagaimana mestinya
Seperti berdo’a, tilawah, berda’wah dan lain sebagainya
Lisan juga dapat menghantarkan manusia
Pada derajat yang rendah lagi hina
Jika dipakai pada perkara tak berguna
Maka ingatlah wahai para wanita
Jangan sakiti saudaramu dengan lisan berbisa
Dengan ghibah, namimah dan menyebarkan rahasia
Apalagi melaknat, mencaci dan mencela
Karena itu perbuatan durhaka
Yang mana Allah akan murka kerenanya

Kemudian cermatilah goresan tinta selanjutnya
Yang tak kalah penting dari goresan sebelumnya
Janganlah sekedar dilihat dan dibaca
Tapi aplikasikanlah dalam kehidupan nyata
Walai saudariku yang mulia
Jika engkau adalah pemilik masa muda
Masa keemasan nan gemilang lagi berharga
Tuntutlah ilmu selagi belia
Jangan biarkan waktu berlalu sia-sia
Gunakan kesempatan selagi ada
Karena masa muda kan berlalu tak terasa
Jika masa mudamu untuk poya-poya
Sampailah pada masa tua yang penuh nestapa
Tinggallah penyesalan yang tak berguna
Karena masa muda takkan kembali meski sekejap mata
Lautan ilmu yang luasnya melebihi samudra
Takkan bisa kau arungi hanya dengan separuh masa
Jika memungkinkan dan engkau bisa
Mulazamahlah dengan para ulama
Yang kokoh ilmunya lagi mulia akhlaqnya
Yang mana kebenaran senantiasa dihasungnya
Dan jika ilmu tlah masuk kedalam dada
Jangan lupa amalkan dalam dunia realita
Agar ilmumu tak lekas sirna
Kokoh terpatri di dalam dada

Wahai hamba Allah yang jelita
Jika orang tuamu masih ada
Berbaktilah kepadanya jangan kau sia-sia
Do’akan mereka sepanjang masa
Kepada Dzat Yang Maha Pengabul Do’a
Tuk gantikan segala jerih payahnya
Dalam mengasuh dan membesarkan kita
Dengan surga yang mengalir sungai di bawahnya
Kenikmatan mutlak ada di dalamnya
Kekal abadi selama-lamanya
Diperuntukkan bagi hamba yang berbakti kepada-Nya
Dan jika ayah bunda telah tiada
Jangan berhenti tuk senantiasa berdo’a
Karena do’a anak sholih amat berharga
Bagi orang tua yang telah tiaada
Allah akan angkat derajat mereka
Dengan sebab do’a anak yang bertaqwa
Kemudian daripada itu janganlah engkau lupa
Tuk sambung silaturahmi dengan kaum kerabatnya
Demikian pula dengan para sahabatnya
Dan jika ada rizki tersisa
Bershodaqohlah atas nama keduanya

Duhai saudariku semua
Jika engkau tlah dipersunting seorang pria
Jadilah istri sholihah baginya
Yang kan menyejukkan pandangan mata
Menyiramkan kedamaian dalam jiwanya
Yang kan menghapus peluh keletihannya
Dengan senyuman manis tiada duanya
Mengobati kegundahan hati dan kesedihannya
Menjadi pelipur lara kala ia berduka
Seakan engkau segalanya di alam dunia
Taatilah seluruh perintahnya
Selama tak menyelisihi Allah dan Rosul-Nya
Janganlah engkau tamak terhadap hartanya
Apalagi meminta dunia dan seisinya
Yang demikian itu kan mengundang kebencian dalam dada
Jagalah harkat dan martabatnya
Niscaya ia kan semakin setia
Memulyakanmu dengan penuh cinta
Meski sampai tua renta

Jika anak tlah hadir di tengah keluarga
Sambutlah ia dengan gegap gempita
Karena itu anugerah Yang Kuasa
Yang harus dijaga dan dipelihara
Kelak kita kan ditanya tentang mereka
Maka didiklah ia sejak balita
Ketika dia mulai bisa bicara
Sampai bisa menulis dan membaca
Jangan lupa menghafal Kalam-Nya
Karena itu adalah pondasi awal baginya
Ajari pula tentang tauhid dan pelajaran lainnya
Yang menjadi ushul ilmu agama
Dan jika ia telah remaja
Perkenalkanlah pada seorang ulama
Yang akan mendidik dan mengajarinya
Berbagai ilmu yang bermacam-macam rupanya
Jadikan ilmu sebagai kecintaannya
 Hasunglah ia tuk mengamalkannya
Agar tak menjadi manusia binasa
Yang hidup bagai binatang melata
Tanpa ilmu dan tanpa amalan apa-apa

Wahai hamba Allah yang bertaqwa
Tatkala bala datang menyapa
Memberi corak dan warna pada sisi kehidupan kita
Jangan pernah engkau berkata “Mengapa?”
Karena hanya akan sempitkan dada
Ingatlah Ar Rohman ketika Ia berkata :
Di dalam Tanzil-Nya yang mulia
Surat Al ankabut : 2-3 yang amat nyata
Maka tidak ada yang terbaik sebagai solusinya
Kecuali bersabar dan bertaqwa
Jadikan sabar sebagai pelita
Pada hati yang sedang temaram lagi berduka
Usah ada keluh kesah pada sesama
Munajatlah kepada-Nya semata
Niscaya Dia kan mendengar apa yang kau pinta
Meski tidak dengan kata “Ya”
Apa yang menimpamu sebagai jawaban-Nya
Itulah yang terbaik menurut-Nya

Duhai saudaraku wanita yang mulia
Tak tersa waktu berlalu begitu cepatnya
Usiapun kini semakin senja
Kecantikan yang dulu pernah ada
Bahkan tlah membuatmu bangga
Kini tlah sirna entah kemana
Rambut yang dulu hitam tergerai begitu indahnya
Kini tinggal ubannya saja
Wajah yang dahulu ayu mempesona
Setiap pandangan mata yang menikmatinya
Kini tlah keriput penuh noda
Gigi yang dahulu berbaris begitu rapihnya
Kini tinggal dua atau tiga saja
Jadilah kini wanita tua yang merana
Yang tak sedap lagi dipandang mata
Masa muda hanya tinggal kenangan semata
Liang lahadpun kian terbayang-bayang saja
Ketakutanpun semakin merajalela
Membayangkan hari pertemuan dengan-Nya
Mempertanggungjawabkan seluruh amalannya
Jika kebaikan yang menjadi penyerta
Maka surgalah tempat tinggalnya
Jika kejelekan menjadi perhiasannya
Maka nerakalah kesudahannya

Saudaraku… terimalah salam hangatku tuk kalian semua
Terimalah nasihatku yang tak seberapa
Sekedar hangatkan hati yang sedang  hampa
Bangkitkan jiwa yang terlelap dalam tidurnya
Janganlah engkau cepat mengira
Bahwa sang penasihat ada di atas segalanya
Baik ilmu, akhlaq dan agamanya
Tidaklah demikian saudaraku yang mulia !
Hanya saja ku ingin kebaikan meliputi kita semua
Beramal kebaikan dalam rangka tho’at kepada-Nya 
Semoga di jannah-Nya kita kan bersua
Menikmati alam panorama
Yang indah abadi kekal selamanya
Semoga Ar Rohman mengabulkannya….
Tibalah kini akhir dari goresan pena
Ketika rembulan tlah menyibak awan di langit sana
Pancarkan sinar keemasan tiada jemunya
Hadirkan kehangatan di separuh malam yang gulita
Serangga malam tlah beranjak keperaduannya
Ku akhiri Goresan ini dengan penuh Do’a
Semoga Allah berikan manfaat dengannya
Bagi penulis, pembaca dan kita semua
Dengan pahala yang tiada ada batasnya
Tak lupa ku sanjungkan puji syukur kehadirat-Nya
Yang tlah beri anugerah tiada taranya
Nikmat sehat, waktu luang dan lain sebagainya
Sehingga slesai sudah goresan ini meski tak sempurna
Tak lupa ku ucap maaf kepada para pembaca
Kiranya ada salah dalam bertutur kata
Maklumlah aku hanya sekedar manusia biasa
Yang takkan luput dari cela
Kekuranganpun tak luput dariku dan kalian semua
Maka maafmu sungguh sangat ku pinta
Salam hangatku tuk kalian semua……….!!!

Selesai di tulis di Walahar, Selasa  malam ( Pukul 20.41)
25 Robi’ul Awwal 1432 H
Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ghoffarollohu 'anhaa wa waalidaihaa