Sabtu, 15 Oktober 2011

Sang Penunggang Kuda yang Bertopeng (Bercadar)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاةوالسلام على رسول الله وعلى آله ومن والاه أما بعد:
Adalah Khoulah binti Al Azwar, seorang wanita yang memiliki sifat kepahlawanan. Ketika saudara laki-lakinya yang bernama Dhiroor –rodhiyaallohu ‘anhu- ditawan oleh pasukan Romawi, maka diapun (Khoulah) menyamar dengan mengenakan pakaian seorang penunggang kuda, dan dia mengambil posisi di barisan orang-orang yang berperang pada  pertempuran Ajnadiin.

Dan ketika pertempuran berkecamuk,
kaum muslimin menyaksikan (kehebatan) seorang penunggang kuda yang bertopeng (bercadar) yang tidak tampak darinya kecuali kedua bola matanya (duduk dengan gagahnya) di atas kuda yang tinggi dan di tangannya tergenggam sebilah tombak. Dan sungguh dia telah melakukan penyerangan atas tentara Romawi laksana api yang berkobar-kobar, maka bercerai berailah pasukan Romawi dan diapun telah memerangi pasukan Romawi dan dia telah menyerahkan jiwa raganya untuk rela mati (mendapatkan syahid) sampai-sampai manusia mengira bahwa dia adalah Kholid bin Walid -rodhiyallahu ‘anhu-.

Dan tiba-tiba manusia melihat Kholid Bin Walid, maka semakin bertambahlah keheranan mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Kholid Bin Walid tentang seorang penunggang kuda yang bertopeng, maka Kholidpun berkata kepada mereka :

”Demi Allah aku lebih heran daripada kalian dengan keadaan seorang penunggang kuda yang gagah berani ini”.

Kemudian Kholid berseru kepada pasukannya, ia berkata :

“Wahai para bala tentara, seranglah (pasukan Romawi) bersama penunggang kuda yang bercadar itu, dan lakukan penyerbuan bersamanya!!!!!!”

Maka bercerai berailah barisan musuh, dan pasukan muslimpun memperoleh kemenangan yang gemilang atas tentara Romawi.

Maka ketika penunggang kuda yang bercadar itu keluar di akhir pertempuran, mereka (pasukan muslim) bertanya kepadanya :

”Siapakah enggkau wahai prajurit yang gagah berani????”.

Akan tetapi mereka kebingungan dan semakin bertambah bingung tatkala sang penunggang kuda yang bertopeng itu menghindar dari mereka dan tidak menjawab pertanyaan mereka.
Maka Kholid Bin Walidpun meloncat kehadapannya dan berkata :

”Siapakah Enggkau wahai pahlawan yang bertopeng? Terangkanlah kepada kami tentang identitasmu!!!!Sungguh hati-hati manusia dan hatiku telah tersibukkan dengan apa yang telah engkau lakukan. Siapakah dirimu sebenarnya????”

Maka tatkala Kholid mengulang-ulang (pertanyaan tersebut) kepadanya, Sang penunggang kuda itupun menjawabnya. Iapun berkata :

”Sesungguhnya tidaklah aku dapat memperlihatkan diri kepadamu wahai amir (pemimpin pasukan) kecuali (karena) malu terhadapmu”. “Aku adalah Khoulah Bintu Al Azwar, saudara perempuan Dhiroor yang ditawan di tangan pasukan musyrikin”.

Maka Kholidpun tercengang (dan berkata) :

“Semoga engkau diberkahi wahai Binta Al Azwar!, demi Allah tidak ada seorang tentarapun di dalam peperangan ini yang dapat memukul mundur pasukan musuh (hingga mereka bercerai-berai) semisal dirimu.”

Catatan Ummu Abdirrohman Najiyah :

Demikianlah profil seorang shohabiyyah jaliilah yang gagah berani, ia rela menyerahkan jiwa raganya untuk meninggikan kalimatullah. Maka sepantasnya bagi kita untuk dapat mengambil ibroh dari peristiwa tersebut dan meneladani beliau dalam perikehidupan kita. Semoga Allah meridhoi beliau (Khoulah Bintu Al Azwar).


Maroji’ : Silsilah Ta’lim Al Lughoh Al ‘Arobiyah (Al Qiroo’ah Mustawa Tsaalits)

Diterjemahkan oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu 'anhaa wa waalidaihaa