Jumat, 14 Oktober 2011

Manusia Kelelawar [Sekedar 'Ibaaroh]

Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu 'anhaa wa waalidihaa

بسم الله الرحمن الرحيم
Wahai kawan cobalah perhatikan
Sya’ir  yang hendak aku dendangkan
Romadhon masih jadi tema unggulan
Nasihat pada sesama  menjadi tujuan
Moga beri manfaat bagi kalian
Afwan juga bagi yang tidak berkenan
Ini  hanya sebuah sya’ir bukan Al Qur’an
Jadi maaf jika banyak kesalahan
Yang diulis oleh Najiyah Ummu Abdirrohman

Wahai kawan….
Tak terasa waktu terus berguliran
Kita sudah sampai di penghujung bulan
Romadhon sesaat lagi akan kita tinggalkan
Ada yang sedih karena Romadhon akan meninggalkan
Hilang pula kesempatan tuk meraih keutamaan
Ada pula yang bersorak kegiranngan
Karena esok lusa tak lagi dapat beban kewajiban
Manusia memang beragaman
Dalam menghadapi bulan penuh keberkahan
Ada yang menjadi sholih naik derajat keimanan
Banyak lakukan amal kebajikan
Banyak shodaqoh dan juga baca Qur’an
Ta’limpun tak pernah dia tinggalkan
Mencari ‘ilmu tingkatkan pengetahuan
Sibuk di masjid rajin bergadang semalaman
Mencari lailatul qodar walau badan kelelahan
Banyak dzikir dan juga minta ampunan
Banyak menangis ingat dosa yang berhamburan

Wahai kawan….
Tak semua manusia  seperti yang ana gambarkan
Ada pula diantara mereka yang merasakan
Bulan Romadhon sebagai beban yang memberatkan
Ia habiskan waktu dengan tidur seharian
Ba’da subuh jadi waktu permulaan
Merangkai mimpi di balik bantal bertelekan
Tak perduli walau matahari sudah dipertengahan
Yang bikin petani teriak kepanasan
Ia terus tidur sholatpun kadang ditinggalkan
Tak mau bngun kecuali ada suara yang membisingkan
Ketika mata mulai ia belalakan
Tak banyak pula yang bisa ia lakukan
Kecuali bersiul dendangkan sebuah nyanyian
Tak perduli walau itu bisikan syetan
Atau sibuk dengan obrolan yang tak ada kemanfaatan
Jika malam tlah tiba ia bersorak kegirangan
Sebab perut tak lagi kelaparan   
Diisi dengan berbagai macam makanan
Matapun tak bisa ia pejamkan
Karena tlah kenyang dengan tidur seharian
Begadang semalaman pun jadi hobi harian
Bukan untuk tarowih atau banyak baca Qur’an
Sekedar cari angin sampai jauh larut kemalaman
Seperti kelelawar yang terbang dikegelapan
Kesana kemari tak tentu tujuan
Mencari teman yang juga satu haluan
Sibuk dengan obrolan yang amat melenakan
Tak berminat dengan amal kebaikan
Kadang maksiatpun masih tetap dijalankan
Di bulan suci yang penuh dengan kemulyaan
Jika lebaran telah hadir dipangkuan
Iapun tampil keren dengan baju kemewahan
Mudik kekampung halaman jadi tujuan
Tak segan iapun mengatakan
Kepada rekan dan handai tolan
Selamat …!kita tlah meraih kemenangan
Dosa-dosa kitapun telah dibersihkan
Kita seperti bayi yang baru dilahirkan
Ah,,,kasihan benar mereka kawan
Tak punya amal tapi ingin dapat kemenangan
Tak perbanyak istighfar tapi ingin dapat ampunan

Duhai teman…..
Bagaimana gerangan menurut kalian
Apa yang bisa didapatkan
Oleh manusia jenis kedua yang telah ana paparkan
Hanya lapar dan dahaga yang mungkin didapatkan
Yang seperti ini merugi bukan???
Sungguh kasian ….
Tapi jangn lupa wahai kawan
Mereka masih tetap saudara kita se-Islam
Maka jangan lupa tuk di do’akan
Semoga Allah beri kepada kita dan mereka suatu jalan
Tuk dapat hidayah dari Arrohman
Jangan lupa pula kasih mereka bimbingan
Jalan yang salah perlu kita luruskan
Bukan dihajr atau malah kita tinggalkan
Mereka butuh bimbingan bukan permusuhan
Maka inilah yang bisa ana sampaikan
Sekali lagi ‘afwan jika tidak berkenan



Selesai ditulis di Walahar, 26 Romadhon 1432 H
Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ghofarollahu ‘anhaa wa waalidaihaa