Jumat, 14 Oktober 2011

Buah dari Kejujuran

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاةوالسلام على رسول الله وعلى آله ومن والاه أما بعد:
Hajaj Ibnu Yusuf berkhuthbah (di hadapan manusia) pada suatu hari yang sangat panas dengan khuthbah yang sangat panjang. Maka berdirilah salah seorang laki-laki (diantara mereka) dan ia berkata kepada Hajaj Ibni Yusuf : 

Sesungguhnya waktu tidak menunggmu, dan mataharipun telah membinasakan kami, dan Allah tidak meridhoi ini darimu”.

Maka Hajaj Ibnu Yusuf pun murka dan memerintahkan agar memenjarakan laki-laki tersebut.

Maka tatkala keluarga dari si kali-laki tersebut mendengar khobar itu, mereka datang kepada Hajaj dan berkata kepadanya :

”(Wahai Hajaj), sesungguhnya saudara kami itu gila”.
 
Dan mereka meminta kepada Hajaj untuk mengeluarkannya dari penjara. Maka Hajaj berkata kepada mereka :

”Sungguh aku telah mengakui bahwa saudara kalian itu gila dan aku akan mengeluarkannya dari penjara”.

Maka pergilah keluarga si laki-laki itu dan berkata kepadanya :

”Kami telah menerangkan di hadapan Hajaj tentang kegilaanmu (bahwa kamu itu gila), sampai (akhirnya) engkaupun dikeluarkan dari penjara. 

Berkatalah laki-laki itu :

”Aku berlindung kepada Allah (dari yang demikian itu), bagaimana bisa aku mengakui bahwa Allah telah mengujiku dengan kegilaan dan Hajaj telah mengampuniku (disebabkan ia mengira bahwa aku gila)??”. 

(Dan laki-laki itupun enggan keluar dari penjara)

Maka tatkala Hajaj mengetahui perkataan tersebut, ia pun mengampuni laki-laki itu  disebabkan kejujurannya.


Maroji’ : Silsilah Ta’lim Al Lughoh Al ‘Arobiyah (Al Qiroo’ah Mustawa Tsani’)
Diterjemahkan oleh : Al Fakiiroh ilaa Maghfiroti Robbihaa
  Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita