Rabu, 22 Agustus 2012

Panduan Belajar Ilmu Fiqih untuk Anak-Anak ((4))


Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa

BAB 4 WUDHU’

Anak-anakku _Zaadakumullohu ‘ilman naafi’an_, setelah kalian mengetahui dan memahami dengan baik pembahasan sebelumnya, maka kita beranjak pada pembahasan berikutnya yang tidak kalah penting dari pembahasan sebelumnya yaitu tentang wudhu’. 

Anak-anakku, sholat adalah tiang agama, sedangkan sholat tidak bisa ditegakkan kecuali dengan wudhu’. Dalilny adalah hadits dari Abi Hurairoh, bahwasanya Rosululloh bersabda: 

لا تقبل صلاة من أحدث حتي يتوضأ

“Tidak diterima sholat seseorang yang berhadats hingga ia berwudhu’”(Muttafaqun ‘alaih)
Dan dari Ibni ‘Umar, bahwasanya Nabi bersabda:

لا تقبل صلاة بغيرطهور

“Tidak diterima sholat seseorang tanpa thoharoh (bersuci)”(HR. Muslim)

Senin, 20 Agustus 2012

Panduan Belajar Ilmu Fiqih untuk Anak-Anak ((3))


Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa

BAB 3 ADAB-ADAB DAN TATACARA BUANG HAJAT

Anak-anakku _Baarokallohu fiikum_, ketahuilah oleh  kalian bahwa syari’at Islam itu telah sempurna _walillahilhamd_. Syari’at Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam perkara ibadah, muamalah, adab, akhlak dan selainnya. Maka tidak ada suatu perkara yang bermanfaat bagi manusia kecuali Islam telah menjelaskan dan memberikan hasungan di dalamnya. Demikian pula sebaliknya, tidak ada suatu perkara yang dapat membahayakan manusia kecuali Islam telah menjelaskan dan memperingatkan darinya. Dan syari’at Islam telah memberikan penjelasan dan bimbingan yang sempurna kepada umatnya tentang adab-adab dan tatacara buang hajat.

A.    TATACARA BUANG HAJAT

Anak-anakku, sebagai manusia yang normal / sehat tentu kita tidak terlepas dari aktivitas buang hajat, seperti BAB (Buang Air Besar) atau BAK (Buang Air Kecil). Kenapa demikian? Karena sisa-sisa makanan dan minuman  dalam tubuh kita harus dikeluarkan baik melalui qubul (BAK) maupun dubur (BAB). Jika tidak, maka akan mengendap menjadi penyakit yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena itu wajib atas kita untuk mengetahui tatacara dan adab-adab buang hajat sebagaimana yang diajarkan oleh syari’at Islam. 

Setiap kali kita selesai dari buang hajat maka kita diwajibkan untuk membersihkan qubul atau dubur dari sisa-sisa kencing (urine) atau tinja (kotoran) dengan menggunakan air yang suci lagi mensucikan, atau bisa juga membersihkan sisa-sisa kotoran dengan menggunakan batu, atau apa-apa yang dapat menggantikan batu seperti daun, potongan kain (kain perca), kayu dan selainnya kecuali tulang sampai benar-benar bersih. 

Membersihkan qubul atau dubur dari sisa-sisa kencing (urine) atau tinja (kotoran) dengan menggunakan air yang suci lagi mensucikan disebut istinja. Sedangkan membersihkan qubul atau dubur dari sisa-sisa kencing (urine) atau tinja (kotoran) dengan menggunakan batu, atau apa-apa yang dapat menggantikan batu seperti daun, potongan kain (kain perca) atau kayu disebut istijmar.

Maka perhatikanlah perbedaan keduanya!. Semoga Alloh memberimu pemahaman yang baik.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Panduan Belajar Ilmu Fiqih untuk Anak-Anak ((2))

Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa

BAB 2 THOHAROH

Anak-anakku _Baarokallohu fiikum_, pada BAB yang lalu kalian telah mempelajari tentang air, pembagian air serta hukum yang ditimbulkannya. Telah kalian ketahui bahwa salah satu fungsi air adalah untuk thoharoh, maka pada BAB 2 ini kita akan mempelajari tentang hal ikhwal yang berkaitan dengan thoharoh. Oleh karena itu simaklah pembahasan berikut ini dengan seksama! Serta berdo’alah agar Alloh memberi kalian tambahan ilmu.

Anak-anakku _Arsyadakumulloh_ ketahuilah oleh kalian, bahwasanya Islam adalah agama yang mencintai kebersihan dan kesucian, oleh karena itu Islam telah menjadikan wudhu’ sebagai syarat untuk sahnya sholat dan thowwaf di baitulloh. Islam juga telah mewajibkan kepada umatnya untuk mandi dari janabat, haidh dan nifas. Demikian juga Islam telah menjadikan mandi pada hari Jum’at dan dua hari raya (‘Idul Fitri dan ‘Idul Adhha) sebagai sunnah muakkadah (sunnah yang ditekankan), demikian juga kita diperintahkan untuk mensucikan badan, pakaian dan tempat ketika hendak mendirikan sholat. Demikianlah Islam menjadikan perkara kesucian ini sebagai bagian dari iman. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين

“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”(QS. Al Baqoroh:222)

Kamis, 16 Agustus 2012

BEBERAPA AMALAN DI HARI BAHAGIA IDUL FITHRI

Ditulis: Mushlih bin Syahid Abu Sholeh Al-Madiuniy -waffaqohulloh-

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين والصلاة والسلام على سيد المرسلين
وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أما بعد
Hari raya ‘Idul Fithri merupakan hari bahagia bagi kaum muslimin, setelah mereka menyelesaikan ibadah yang agung selama sebulan penuh yaitu puasa Romadhon yang merupakan salah satu rukun Islam. Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda dalam sebuah hadits qudsiy:
كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال الله عز وجل إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به يدع شهوته وطعامه من أجلي للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه
“Setiap amalan bani Adam dilipat-gandakan pahala atau kebaikannya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Alloh -‘azza wa jalla- berkata: “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dengannya Aku akan mengganjar seseorang yang meninggalkan syahwat dan makan-minumnya karena-Ku.” Bagi orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagian: kebahagian ketika hari fithrinya dan kebahagiaan ketika menemui Robb-Nya.” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Huroiroh -rodhiyallohu ‘anhu-)
Berkaitan dengan akan datangnya hari raya ‘Idul Fithri tahun ini, maka kita sebagai seorang muslim perlu memperhatikan dan mengingat kembali apa-apa yang diamalkan pada hari bahagia tersebut, berdasarkan tuntunan syariat yang benar dan lurus terbebas dari kemungkaran yang ada, baik itu berupa kemaksiatan maupun kebid’ahan. Tentunya hal ini tidaklah didapatkan, melainkan dengan kembali merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan bimbingan para ulama salafush-sholeh yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Insyaalloh, pembahasan kali ini berisi tentang amalan-amalan yang disyariatkan pada hari raya ‘Idul Fithri disertai pula dengan peringatan dari perkara-perkara yang dilarang dan tidak pantas untuk kita lakukan pada hari tersebut.

ZAKAT FITHRI

Ditulis oleh: Abu Ja’far Al-Harits Al-Minangkabawy Saddadahulloh 

Darul Hadits Dammaj, Kamis 14 Romadhon 1433


بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد ألا إلهٰ إلاّ الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمّدًا عبده ورسوله
Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhu mengatakan:
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ، فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَات
“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fithri sebagai penyucian bagi yang berpuasa dari kesia-siaan dan kekejian, serta makanan bagi orang-orang miskin Barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat (‘ied) maka ity adalah zakat yang diterima, barang siapa yang menunaikannya setelah sholat maka itu adalah termasuk shodaqoh.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dihasankan Syaikh Al-Albany Rahimahulloh)
Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu mengatakan:
فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى العَبْدِ وَالحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَة
“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fithri sebanyak satu sho’ kurma (kering) atau satu sho’ sya’ir (salah satu jenis gandum) bagi budak dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan muslimin. Beliau memerintahkan untuk ditunaikan sebelum orang-orang keluar melakukan sholat” (HR Bukhory-Muslim)

Sabtu, 11 Agustus 2012

MENGIKAT TALI PERSAUDARAAN MEMUTUS SEBAB-SEBAB PERPECAHAN

oleh: Abu Ja’far Al-Harits Al-Andalasy
–Semoga Alloh Mengampuninya-

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نستعينه ونستغفره وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليما كثيرا أما بعد:

Persatuan di atas Al-Qur’an dan Sunnah dengan meniti jalan salaful ummah adalah perkara yang sangat melegakan hati. Sebaliknya perselisihan dan perpecahan merupakan sesuatu yang membuat sempit dan menyesakkan dada.

Saling mencintai di atas agama Alloh adalah sebuah keutamaan yang besar, namun banyak orang yang tidak menyadarinya dan lebih mengedepankan egonya. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Rabu, 08 Agustus 2012

Panduan Belajar Ilmu Fiqih untuk Anak-Anak ((1))


Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa


بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهِ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أما بعد

PENDAHULUAN

Anak Merupakan anugerah terindah yang Alloh karuniakan kepada setiap pasangan suami-istri yang dikehendaki-Nya. Ia laksana permata dalam kehidupan rumah tangga, tanpanya kehidupan suami-istri akan terasa hampa, tak ada senyum ceria, tiada pula gelak tawa bahagia. Tatkala anak telah hadir di tengah kehidupan keluarga, memberi corak dan warna di dalamnya, maka pada saat itulah beban amanah terpikul di kedua pundak orang tua. Anak adalah amanah Alloh yang harus senantiasa dijaga, kelak para orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Sebagaimana sabda Nabi SAW: 

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

 “Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”(HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim)