Minggu, 25 Desember 2011

Ucapan Syukur (Terima Kasih) Syaikh YahyaAl Hajuri Kepada Pihak-Pihak Yang Memiliki Rasa prihatin dan Membantu Ahlu Dammaj

Sumber : Disini

Direkam perkataan Syaikh Yahya pada Malam Rabu 26 Muharram 1433H

Bismillahirrahmanirrahiim

Bab.Perkataan Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam
“Tidak bersyukur Kepada Alloh orang yang tidak bersyukur kepada Manusia”
Ucapan syukur kepada setiap orang yang merasa prihatin (sedih) terhadap kami, dan atas apa yang terjadi dari pengempungan, hantaman tank-tank, meriam, senjata berat dan Senjata-senjata lainnya.  Yang mana pemimpin (orang-orang) tersebut Fadhilatul al-Allamah asy-Syaikh al-Walid Robi’ bin Hadi al-Madkholi -hafidzhahulloh- dan Fadhilatul al-Allamah asy-Syaikh al-Walid Abdul Muhsin al-Abbad -hafidzhahulloh- dan Fadhilatul al-Allamah asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkholi -hafidzhahulloh-



Telah dikeluarkan (dikatakan) oleh Syaikh Muhammad bin Hadi perkataan yang baik, kita bersyukur padanya dan mengucapkan kebaikan dengan perkataannya tersebut. Kita dapat melihat dengan perkataan beliau tersebut benarnya manhaj beliau, dan wala’nya yang benar terhadap sunnah dan ahlinya (ahlussunnah), dan kecemburuannya terhadap sunnah, ilmu dan hadits. Demikian pula Syaikh Robi’ sebelumnya dan syaikh al-Abbad dan sejumlah (ulama) Ahlussunnah lainnya. Agama kita menganjurkan untuk bersyukur kepada mereka setelah syukur kita kepada Alloh subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang shahih dari sunnah dari Hadits Abu Hurairoh -rahdiyaAllohu ‘anhu- dan datang dari yang lainnya. Dan yang paling shahih pada bab ini adalah hadits Abu Hurairoh, berkata Rosululloh shallallahu ‘alayhi wasallam “Tidak bersyukur Kepada Alloh orang yang tidak bersyukur kepada Manusia”. Saya bersyukur kepada mereka semua atas kecemburuan mereka, dan nasehat-nasehat mereka dan kecintaan mereka dan wala mereka terhadap ahlussunnah, dan ta’awun mereka dan bimbingan-bimbingan mereka serta kesedihan mereka terhadap apa yang menimpa saudara-saudara mereka dari kalangan Ahlissunnah, Ahlul Hadits, Ahlul Tauhid  ditempat yang penuh barokah ini (Dammaj) para penghafal qur’an dan penghafal hadits-hadits Rosululloh shallalahu ‘alayhi wa sallam yang shahih. JazakAllohu khoyron dan syukur atas mereka, dan keberkahan atas mereka, dan semua orang yang merasa sedih terhadap yang menimpa kami, yang menyampaikan wasiatnya untuk berbuat kebaikan, baik itu melalui telepon atau perkataan yang baik berupa nasehat-nasehat juga arahan-arahan.
Ini sebenarnya adalah hak antara seorang mukmin kepada mukmin yang lainnya, kami tidak melupakan diantara mereka adalah para ulama akan tetapi ini adalah Bab. Hak antara seorang muslim dengan muslim lainnya, akan tetapi kita menyebutkan ini karena atas dasar agama. sebagaimana dalam hadits “perumpamaan seorang muslim dengan muslim lainnya dalam hubungan mereka (kasih sayang, rahmah) seperti satu jasad, jika satu anggota tubuhnya sakit maka yang lainnya ikut merasakan sakit. (Muttafaqun ‘alaihi dari Nuqman bin Basyir -radhiyAllohu ‘anhu-)

Hadits lainnya dari Abu Musa al-Asy’ari -radhiyAllohu ‘anhu- “mukmin itu dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangunan, saling mengokohkan” Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman “orang-orang kafir adalah wali bagi orang-orang kafir, dan kalian Mukmin kalau tidak menjadi wali bagi yang lainnya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini” Jika tidak terjadi ta’awun antara sesama muslim dan kerjas keras didalam ketaatan kepada Alloh, maka akan terjadi kerusakan dan kebinasaan dimuka bumi ini. dan kami memberi kabar gembira kepada saudara-saudara kami bahwa kami disini (dammaj) diatas tsabat (keteguhan) dan diatas aqidah yang benar dan tawakkal kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan tsiqoh (percaya) kepada Alloh dengan kesabaran yang indah atas apa yang terjadi dari pengepungan dan tembakan-tembakan bahkan sampai saat ini.

Gempuran-gempuran terhadap kami di Masjid dalam keadaan kami melaksanakan sholat, dirumah-rumah, digunung-gunung dan pos-pos jaga dan tempat lainnya. Ini menunjukkan kebiadaban rofidhoh. Akan  tetapi pejuang-pejuang tauhid dan sunnah melawannya. Tidak ketinggalan pula para pemberani negeri ini (orang-orang dammaj) dan yang lainnya dari Ahlissunnah -hafidzhahullohu- ikut melawan  mereka. -JazakAllohu khoyron-. Mereka melawannya dengan sabar, tawakkal, percaya terhadap Alloh subhanahu wa ta’ala.

Mereka melakukannya untuk membela Agama mereka, jiwa-jiwa mereka, harga diri mereka dan harta-harta mereka dan yang gugur diantara mereka kita berharap (kepada Alloh) mereka gugur sebagai syuhadah dan yang (masih) hidup maka hidup diatas kemuliaan, hidayah dan taufiq dan kita memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala keselamatan dan ampunan, taufiq dan hidayahnya. Inilah kabar gembira yang kami sampaikan kepada saudara-saudara kami dan bagi orang-orang yang mendengarkannya, bahwa kami diatas kebaikan -InsyaAlloh- sebagaimana sabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam “perkara-perkara orang mukmin itu mengagumkan, karena semua perkaranya adalah kebaikan, jika ia ditimpa suatu cobaan maka dia bersabar dan itu lebih baik darinya, jika ia diberi nikmat dia bersyukur maka hal itu adalah kebaikan baginya”
Demi Alloh kami telah mencurahkan kemampuan untuk membendung kedzholiman rofidhoh  dengan perundingan dan sedikit mengalah yang tidak memudhorotkan kami, akan tetapi rofidhoh adalah kaum yang menimbulkan fitnah (kasar, dzholim, tidak memiliki rahmah) yang tidak mempunyai hati, tidak terhadap kami juga tidak terhadap selainnya yang tidak cocok dengan mereka. Dan jangan kalian menyangka bahwasanya keganasan mereka untuk Ahlussunnah saja, bahkan itu untuk semua yang tidak sejalan dengan mereka, baik dalam permasalahan aqidah ataupun yang lainnya. Walaupun orang-orang yang selain dari kalangan mereka berbuat baik kepada mereka hari ini, akan tetapi esok hari dia akan dihantam oleh mereka. Rofidhoh kerjaan mereka memotong mayat demi mayat (mutilasi) dan mereka mengusahakan untuk menghancurkan kabilah demi kabilah,individu-individu, dari negeri ke negeri, dan dari kelompok ke kelompok sampai mereka tidak menyisahkan bagi siapapun dan inilah kebiasan mereka.

Demi Alloh kami telah mengenal mereka dengan jelas sekali. Alhamdulillah Alloh telah menyelamatkan kami dari ketelantaran atau perkara-perkara yang parah. Disebutkan oleh sebagian Ulama diantaranya At-Tanukhi dalam kitabnya “al-Farj ba’da syiddah” diantara manfaat yang bisa diambil dari kegentingan tersebut, kita mengingat bahwa Alloh telah menyelamatkan kita dari sebuah kegentingan yang besar dari apa yang kita rasakan. Dan Alloh memberikan kelembutanNya kepada kita karena orang lain mungkin mengalami kegentingan yang lebih dari kita alami. Dan kita memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala kelembutannya dan kita memohon kepada Alloh dengan ke-AgunganNya dan ketinggianNya dengan Nama dan Sifat-SifatNya agar Alloh menjauhkan kita dari Fitnah apa yang nampak dan yang tersembunyi.

Dan Alloh menyaksikan dan mengetahui dari atas langit dan Alloh mengetahui segala isi hati manusia bahwasanya saya dan saudara-saudaraku tidaklah menginginkan melainkan ilmu (Kitab dan Sunnah), ilmu tauhid dan sunnah. Dan kami tidak menginginkan kecuali menolong agama Alloh, al-Qur’an dan as-Sunnah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Dan bukanlah tujuan kami untuk mencari keserakahan dunia, tidak pula kursi-kursi kenegaraan dan kepemimpinan ataupun yang lainnya. Demi Alloh majelisku (majelis ilmu) ini lebih saya cintai dari pada majelis-majelis kenegaraan. Karena dengan majelisku ini  saya dapat menolong Agama dan mengajar saudara-saudaraku dan memahamkan diriku sendiri dan suadaraku terhadap agama Alloh.

Dan faedah ilmiah bagi kami lebih baik daripada dunia. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman “katakanlah wahai Muhammad bahwa perhiasan dunia itu sedikit, adapun akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, dan janganlah kalian berbuat dzholim walau sedikitpun” dan Alloh berfirman “apa-apa yang ada disisi kalian akan lenyap dan sirna, adapun disisi Alloh itu lagi kekal”dan Alloh berfirman “Kami membalas orang-orang yang sabar dengan sebaik-baik pembalasan” dan Alloh berfirman ” Akhirat itu lebih baik bagimu dari pada permulaan”. Tidaklah kehidupan dunia ini hanya perhiasan, sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan perhiasan (yang melalaikan) dan akhirat itu adalah tempat menetap yang abadi”.

Saya diantara orang-orang yang terpengaruh dengan kebaikan, maksud saya (kata beliau) barang siapa berbuat kebaikan kepada kami, maka wajiblah bagi kami membalasnya dengan kebaikan serta menyebutnya dengan kebaikan dan  barang siapa berbuat ihsan maka wajib bagi kami berbuat ihsan membalasnya lebih banyak. Dan ini adalah bagian dari agama kita, dakwah, akhlak dan aqidah islam. dan kami sekali lagi mengulangi syukur kami kepada orang-orang yang prihatin dan menolong kami, baik dengan perkataan ataupun yang lebih dari itu. diataranya orang-orang yang telah kami sebutkan diawal,demikian pula siapa saja yang berada dimuka bumi ini dari kalangan ummat islam yang punya kecemburuan terhadap agamanya dan merasakan apa yang kami rasakan. Semoga Alloh subhanahu wata’ala menjauhkan kita dari kejelekan dan hal-hal yang  kita tidak senangi dan menjauhkan kita dari kejelekan kelompok ini (rofidhoh) orang fajir, orang-orang yang melampaui batas, yang dzholim dan mereka semua mengetahui bahwasanya rofidhoh tidak akan membiarkan dammaj tempat sunnah dan tempat belajar, ma’had yang kokoh bagi Islam dijaman ini, dan mereka ingin membinasakannya dan mengharamkan bagi kaum muslimin kebaikannya dan melemahkan dan menyianyiakan ilmu dan fiqhnya.

Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala menghancurkan mereka, membinasakan mereka dan mematahkan kekuatan mereka dan Alloh membalas mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan, sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan dari ucapan syukur dan terimakasih, (dan sebagaimana disebutkan) jika tidak bisa diambil semua maka jangan ditinggalkan semua. Dan semoga Alloh membalas mereka dengan kebaikan.

Selesai diterjemahkan oleh: Abu Ibrohim (Samarinda) pada hari Rabu (Malam Kamis), 26 Muharram 1433H