Jumat, 16 Desember 2011

Derita Mereka [Ahlu Sunnah di Dammaj] Adalah Derita Kami Jua


Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa

بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika aku terbangun di suatu pagi
Segarnya udara dapat ku nikmati
Indahnya sinar mentari memikat hati
Sejenak angan ku terdampar di suatu negeri
Teringat akan nasib saudara-saudara kami
Para tholabatul ilmi
Yang sedang menderita karena terdzolimi
Akankah mereka masih bisa menghirup segarnya udara di pagi ini?
Ataukah asap bom, mortir dan hawn yang sedang mereka nikmati?
Indahnya sinar mentari mungkin tak lagi mengusik hati
Akibat kesibukan dalam benak dan hati 
Dalam menyusun strategi
Berjuang membela diri
Memerangi  kafir harbi
Dari kalangan syi’ah rofidhi


Ketika meja makan ku hampiri
Tuk  menyantap lezatnya makan pagi
Dengan aneka makanan yang tersaji
Sejenak anganku menggelitik hati
Timbul sebuah tanya dalam diri
Akankah saudara-saudaraku masih bisa makan hari ini?
Meski hanya dengan sesuap nasi sekali dalam sehari?
Ataukah mereka sedang merasakan lapar pagi ini?
Karena tak ada lagi roti tidak pula sesuap nasi?
Oh… betapa malang nasib kalian kini
Kesedihan yang membuncah telah menghimpit hati
Ya Alloh jangan biarkan mereka bersusah hati
Berilah mereka pertolongan dan rizki


Ketika senyum menghias bibir ini
Ku ingat mereka dalam berbagai kondisi
Masih adakah senyum tersisa menghias hari
Di tengah kobaran api peperangan yang brkecamuk di pagi ini?
Ataukah wajah-wajah mereka pucat pasi?
Penuh ketegangan yang menyergap hati?


Ketika ku lihat sekumpulan bocah yang sedang berlari
Berkejaran dengan riang kian kemari
Aura di wajah mereka berseri-seri
Mencerminkan kegembiraan hati
Maka ingatan ku tentang mereka menari-nari
Masih adakah bocah di Dammaj yang bermain dengan wajah berseri?
Ataukah ketakutan dan kegelisahan di wajah mereka yang membayangi?
Saat mendengar ledakan bom dan mortir yang tak terkendali?
Ya Alloh, kasihi mereka bocah-bocah kecil yang butuh untuk dilindungi
Dari perasaan takut yang menyergap dan menghimpit hati
Jangan biarkan perang ini membawa trauma di hati
Yang akan mereka bawa sampai mati


Ketika malam datang menghampiri
Peraduanpun ku datangi
Tuk beristirahat di malam yang sunyi
Ku ambil selimut untuk menutup dan melindungi
Dari serangan hawa dingin yang menusuk hati
Sekali lagi anganku mengembara kian kemari
Teringat saudara-saudaraku yang sedang berperang malam ini
Terus menerus berjaga –jaga dari serangan kafir rofidhi
Meski badan letih tak terperikan lagi
Tak ada lagi waktu beristirahat kali ini
Tak ada lagi kehangatan yang meliputi
Di pucuk gunung mereka harus bersiaga lagi
Hanyalah dinginnya angin malam yang harus mereka nikmati
Ya Alloh jaga dan lindungilah mereka saudara-saudara kami
Sungguh tak ada yang dapat melindungi kecuali  Dzat Yang Maha Tinggi
Menangkanlah mereka atas kafir syi’i
Yang tak mengenal belas kasihan lagi
Etika berperang sudah tak dihiraukan lagi
Menyerang wanita, anak-anak dan orang lemah yang sedianya tak boleh diperangi
Apakah mereka (Kafir rofidhoh)  masih punya hati nurani?


Ya Alloh, derita mereka (Ahlusunnah di Dammaj) adalah derita kami
Kesedihan mereka adalah kesedihan kami
Air mata mereka adalah air mata kami
Kami mencintai mereka karena-Mu Wahai Dzat Yang Maha Tinggi
Maka cintailah mereka Yaa Ilahi Robbi


Selesai di tulis di Walahar, Jum’at 20 Muharrom 1433 H Pukul 10.10
Oleh : Al Faqiiroh ilaa Maghfiroti RobbihaaUmmu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita