Minggu, 05 Februari 2012

Menuai Petaka Meraup Dosa


Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa
  
 بسم الله الرحمن الرحيم
 
الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وآله أجمعين أما بعد:

PENDAHULUAN

Alloh –Subhanahu wata’ala- telah berfirman di dalam Tanzil-Nya yang mulia :

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(QS. Al Ma’idah : 3)

Alloh –Subhanahu wata’ala- telah menyempurnakan syari’at Islam dengan diturunkannya Al Qur’an secara sempurna dan As Sunnah sebagai penjelas, yang mana dengan keduanya Syari’at ini telah sempurna tanpa memerlukan tambahan atau pengurangan. Ajaran Islam yang kaamil mengatur seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari perkara yang paling besar, seperti perkara tauhid bahkan sampai perkara yang paling remeh sekalipun, seperti masalah istinja atau  menyinggirkan gangguan dari jalan.

Maka selayaknya bagi seorang muslim yang beriman kepada Alloh, untuk mengambil agama mereka dari Al Qur’an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush sholih, sebagaimana firman Alloh :

أولم يكفهم أنا أنزلنا عليك الكتاب يتلى عليهم إن في ذلك لرحمة وذكرى لقوم يؤمنون

“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Al Ankabuut:51)

Dan Firman-Nya ;
ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا

“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS. An Nisaa:115)

Dengan kesempurnaan nama dan sifat-Nya, Alloh –Subhanahu wata’ala-sebagai Syaari’ (Yang Menurunkan Syari’at) telah memberikan penjelasan baik secara global maupun terperinci apa-apa yang menjadi kebutuhan manusia di dalam menjalankan hidup dan kehidupannya, agar perjalanan hidup manusia dapat berjalan harmonis, selaras dan seimbang. Yang mencakup perkara dunia dan akhiratnya, perkara halal dan harom, serta memperingatkan manusia dari perkara-perkara yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, baik kebinasaan di dunia maupun di akhirat. Hal ini menunjukkan bahwasanya Islam adalah agama yang memperhatikan aspek preventif (upaya pencegahan) demikian juga Islam mengatur aspek represif.

BAB 1 PERINGATAN TERHADAP FITNAH WANITA

Salah satu upaya preventif yang diajarkan syari’at Islam dalam upaya pencegahan terhadap terjadinya kerusakan pada tatanan kehidupan social kemasyarakatan adalah bahwa Islam sebagai agama yang telah sempurna telah memperingatkan pemeluknya agar berhati-hati terhadap fitnah wanita. Yang mana apabila fitnah ini telah melanda kehidupan manusia maka akan terjadi kerusakan-kerusakan dan kegoncangan-kegoncangan yang akan meruntuhkan tatanan kehidupan manusia serta akan terjadi ketimpangan-ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Oleh karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan oleh wanita maka Islam memberikan batasan-batasan syariyyah yang berkaitan dengan pergaulan antara laki-laki dan wanita.

Sebagaiman yang telah disebutkan oleh imam bukhori di dalam shohinya, dari Usmah bin Zaid –Rodhiyallohu ‘anhumaa- dari Nabi –Sholallohu ‘alaihi wa salaam-, beliau bersabda:

ما تر كت  بعدي فتنة اضرعلي الرجال من النساء

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita”.

Dan dikeluarkan juga oleh muslim (4/2097) dan at Tirmidzi (2780) dan ia berkata hadits hasan shohih, dan Ibnu Mjah (3998).

Adapun sisi bahaya wanita bagi laki-laki adalah apa yang telah dijelaskan oleh al Mubarokfuri_Rohimahulloh- dalam at Tuhfah (8/53):

“Karena kebanyakan tabi’at lelaki condong kepada mereka, sehingga mereka terjatuh ke dalam keharaman karena mereka, terjadi perang dan permusuhan dengan sebab  mereka, dan paling minimnya mereka membuat kaum lelaki cinta pada dunia, maka kerusakan apa yang lebih besar daripada ini?. Perkataan beliau “setelahku” karena wania menjadi fitnah yang lebih besar setelah beliau wafat.

Al Hafidz berkata tentang hadits ini : “Sesungguhnya fitnah wanita itu lebih dasyat daripada fitnah selainnya”. Dan ini dikuatkan dalam firman Alloh Ta’ala:

زين للناس حب الشهوات من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسومة والأنعام والحرث ذلك متاع الحياة الدنيا والله عنده حسن المآب

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS. Al Imron :14)

Maka Alloh jadikan wanita sebagai syahwat itu sendiri, dan memulai dengan penyebutan wanita sebelum macam-macam syahwat yang lain, sebagai isyarat bahwa mereka (para wanita) adalah yang pokok dalam hal ini.

Sebagian ahli hikmah mengatakan :”Para wanita itu jelek semuanya. Dan sejelek-jelek yang ada pada mereka adalah tidak bisanya lepas dari mereka, padahal mereka itu kurang akal dan agamanya. Ia membawa laki-laki sibuk mengerjakan urusan yang padanya ada kekurangan akal dan agama, seperti kesibukan yang melalaikan dari menuntut ilmu agama dan membawanya pada kebinasaan, yakni mencari dunia dan itu adalah sebesar-besar kerusakan”.

Al-Imam Muslim –rahimahullahu- mengatakan (4/ 2098): ”Telah berkata kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna dan Muhammad bin Basyar keduanya berkata: ’Telah berkata kepada kami Muhammad bin Ja’far,ia berkata: ’Telah berkata kepada kami Syu’bah dari Abu Salamah,ia berkata:’Aku mendengar  Abu Nadhrah berbicara,dari Abu Sa’ad al-Khudri,dari nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam-, beliau bersabda:

إن الديا حلوة خضرة و إن الله مستخلفكم فيها فلينظركيف تعملون,  فاتقوا الديا واتقوا النساء فإن أول فتنة بني إسراءيل كانت في النساء

“Bahwasannya dunia ini manis dan enak dan sesungguhnya Allah mengangkat kalin sebagai khalifah di dalamnya, lalu Ia akan melihat bagaimana kalian beramal, maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan hati-hatilah kalian terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam masalah wanita.”

Hadits ini dikkeluarkan oleh Ibnu Majah (2/ 4000)

Sebagaimana syaithan memfitnah Bani Adam dengan menghiasi kebatilan dalam bentuk kebenaran dan seruan mereka kepada kebatilan sebagaimana Allah –subhanahu wa Ta’ala-berfirman dalam rangka memperingatkan hambanya darinya:

يا بني آدم لا يفتننكم الشيطان كما أخرج أبويكم من الجنة ينزع عنهما لباسهما ليريهما سوءاتهما إنه يراكم هو وقبيله من حيث لا ترونهم إنا جعلنا الشياطين أولياء للذين لا يؤمنون

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaithan-syaithan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS.Al-A’raf: 27)

Demikian juga, wanita itu menyerupai syaithan, karena ia penyebab terfitnahnya kaum lelaki.
Al-Imam Muslim –rahimahullah- berkata (2/ 1021): “Telah berkata kepada kami ‘Amr bin ‘Ali, ia bekata: ‘Telah berkata kepada kami Abdul ‘Ala, ia berkata: ‘Telah berkata kepada kami Hisyam bin Abi Abdillah ad-Dusuawaai, dari Abu Zubair bin Jabir, bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- melihat seorang wanita, lalu beliau mendatangi istrinya, yaitu zainab dan beliau menggaulinya, sedangkan ketika itu Zainab sedang berada didapur  (memasak) beliau melepaskan hajatnya, kemudian mendatangi para sahabat dan bersabda: 

إن المرءة تقبل في صورة الشيطان و تدبر في صورة الشيطان فإذا ابصر احدكم إمرءة فليأت اهله فإن ذلك يرد ما في نفسه

“Sesungguhnya wanita itu dari arah depan dalam bentuk syaithan, dan dari arah belakang dalam bentuk syaithan maka jika salah seorang dari kalian melihat wanita hendaknya ia mendatangi istrinya karena sesungguhnya hal itu bisa melawan apa yang ada dalam dirinya.”
Tentang beliau bersabda:

إن المرءة تقبل في صورة الشيطان و تدبر في صورة الشيطان

Diterangkan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim (9/ 187): “Para ulama mengatakan: “Maknanya adalah mengisyaratkan kepada hawa nafsu dan ajakan kepada fitnah dengannya, Sebagaimana Allah telah jadikan di hati para lelaki kecenderungan kepada wanita, serta berlezat-lezat dengan memandangnya dan apa yang berkaitan dengan mereka, para wanita, maka dengan ini wanita itu menyerupai syaithan dalam ajakannya kepada kejelekan dengan was-wasnya dan pengelabuannya kepada kejelekan tersebut.”

Dari sini dapat diambil hukum: Hendaknya wanita tidak keluar diantara lelaki, kecuali dalam keadaan terpaksa/ sesuatu yang mamang penting/ darurat. Demikian juga tidak berbicara dengan kaum laki-laki kecuali pada perkara yang dhoruri.

Dan hendaknya bagi para lelaki untuk menundukkan pandangan dari melihat pakaian wanita dan berpaling darinya secara mutlak.

BAB 2 FENOMENA KONTEMPORER BERKAITAN DENGAN PERGAULAN PRIA DAN WANITA

Dari penjelasan yang telah lalu dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa wanita adalah sumber fitnah terbesar bagi laki-laki, disebabkan mereka (laki-laki) tidak bisa lepas darinya (wanita) yang secara fitrohnya laki-laki memiliki kecenderungan (syahwat) terhadap wanita. Oleh karena itu syari’at benar-benar telah memutuskan semua unsur yang bisa membawa kepada fitnah wanita.

Dan salah satu musibah yang melanda umat manusia pada masa sekarang ini adalah lalainya sebagian manusia (baik dari kalangan laki-laki maupun wanita, baik dari kalangan terpelajar atau awwaamun naas) dalam memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan syari’at dalam mengatur hubungan interaksi social antara pria dan wanita. Sehingga terjadilah dikalangan awwaamun naas (orang-orang yang jauh dari tuntunan agama) apa yang mereka namakan dengan istilah “PACARAN”, sebagai upaya penjajakan sebelum masuk gerbang pernikahan, menurut mereka. Mereka tidak lagi memperhatikan batasan-batasan syari’at bahkan mereka terjerumus ke dalam perkara yang Alloh haromkan. Dan yang lebih parah dari itu adalah terjadinya “free sex” (sebagai manifestasi efek negative dari budaya pacaran) di kalangan remaja, bahkan sampai pada level yang sangat memprihatinkan.

Dan yang lebih memilukan dari itu semua adalah terjatuhnya sebagian ikhwah (orang-orang yang nota bene telah memahami dan mendalami ilmu agama baik dari kalangan ikhwan maupun akhwat) ke dalam fitnah ini_Nas’alullohu as salaamata wal ‘aafiyah_. Sebagian dari mereka bermudah-mudah (tasahhul) dalam bermuamalah dengan para wanita tanpa ada udzur syar’I (dispensasi yang ditetapkan oleh syari’at dalam perkara ini). Apalagi didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang mana dengan kemajuan teknologi tersebut mungkinkan dan memudahkan bagi ikhwan dan akhwat untuk melakukan hubungan komunikasi tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Alloh Dzat yang Maha Lathif. Seperti melakukan hubungan komunikasi via telpon, sms, chat, atau jejaring social yang dikenal dengan istilah facebook. Padahal Alloh _Subhanahu wata’ala_ telah melarang laki-laki dan wanita untuk berkholwat (berdua-duaan) tanpa disertai dengan mahrom, sebagaiman dalam hadits:

لايخلون رجل بإمرءة إلا كان ثالثهما الشيطان

“Tidaklah sekali-kali seorang pria berkholwat dengan bersama seorang wanita kecuali orang ketiganya adalah syaithon.(HR. Tirmidzi)

Dan ketahuilah bahwa syaithon sangat berambisi mendatangkan cobaan bagi manusia dan menjebaknya dalam perkara muharrom. Syaithon akan terus menghias-hiasi dan membisikan kepada manusia bahwa perkara tersebut adalah perkara yang sah-sah saja. Syaithon akan terus menyusup ke dalam diri anak Adam melalui aliran darah. Salah satu manuver yang dijalankan oleh para syayaathin dari kalangan jin dan manusia untuk menjerumuskan manusia ke dalam kekejian adalah berkholwat dengan wanita yang bukan mahrom meskipun berkholwatnya tidak secara fisik (face to face), seperti berkholwat via telpon, sms, chat, atau facebook. Dan sungguh Alloh telah memberikan peringatan kepada kita untuk tidak mengikuti langkah-langkah syaithon dengan firman-Nya:

يا أيها الذين آمنوا لا تتبعوا خطوات الشيطان ومن يتبع خطوات الشيطان فإنه يأمر بالفحشاء والمنكر ولولا فضل الله عليكم ورحمته ما زكا منكم من أحد أبدا ولكن الله يزكي من يشاء والله سميع عليم

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Qs. An nuur:21)

Maka tidak selayaknya bagi orang-orang yang telah Alloh pilih untuk mendapatkan hidayah Al Islam dan hidayah diatas as Sunnah bi fahmi salaful ‘ummah tertipu dengan perkara ini. Hanya kepda Alloh jualah kita memohon perlindungan dan keselamatan dari makar-makar syaithon.

BAB 3 NASHIHAT UNTUK PARA AKHOWAT

Maka saya nashihatkan terutama untuk diri saya pribadi dan akhowaty fillah_Rohimany wa rohimakunnallohu jamii’an_ untuk senantiasa bertaqwa kepada Alloh dengan sebenar-benarnya taqwa dengan jalan menjauhi seluruh perkara yang dapat menghancurkan dan membinasakan kehidupan dunia dan agama kita. Ingatlah bahwa syaithon akan senantisa menggoda manusia sebagaimana ia telah menjerumuskan moyang kita (Nabi Adam) ke dalam maksiat kepada Alloh. Alloh-Subhanahu wata’ala- telah berfirman :

يا بني آدم لا يفتننكم الشيطان كما أخرج أبويكم من الجنة ينزع عنهما لباسهما ليريهما سوءاتهما إنه يراكم هو وقبيله من حيث لا ترونهم إنا جعلنا الشياطين أولياء للذين لا يؤمنون

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”(QS. Al A’rof : 27)

Akhowaty fillahi_Hafidzoniyallohu wa iyyaakunn_, apabila datang kepadamu seorang ikhwan via vibrator HPmu atau akun facebookmu dalam shuuroh (bentuk) seorang naashihun amiin (seorang penashihat yang terpercaya) dan menawarkan jasa konselling, maka al hadzar fal hadzar (berhati-hatilah kalian darinya) karena ini adalah awal dari sebuah petaka yang akan kau tuai dan akan kau raup dosanya. Awal pembicaraan diantara kalian mungkin berkisar perkara diin (agama) dengan membawakan ayat-ayat Al Qur’an, hadits, atsar para shohabat atau bahkan qoul para aimmatus salaf sebagai nashiihatan lakunn (nashihat bagimu). Maka berhati-hatilah dari ketertipuan karena diantara kalian ada pihak ke tiga yaitu syaithon yang tidak akan pernah ridho kalian selamat dari makar dan jerat-jeratnya. Ketahuilah, jika enkau memberikan respon positif (dan ini yang diharapkan oleh pihak yang menghubungimu), maka pembicaraan itu akan meluas pada masalah-maslah pribadi yang tidak selayaknya kau buka tabir di hadapannya. Dan ketika komunikasi diantara kalian telah berlangsung lama dimana syaithon terus menghias-hiasinya, maka akan tercabik-cabiklah rasa malu diantara kalian. Dan ketika syaithon terus memperindah hubungan kalian dan kalianpun terbuai serta terlena hanya dengan sebaris sanjungan dan pujian bahkan harapan semu maka ketika itulah engkau akan meraup petaka dengan sebab dosa yang engkau perbuat. Ketahuilah, jika lawan bicaramu telah berhasil menaklukkan hatimu dengan panah-panah berbisa, maka iapun akan berlalu dari sisimu dengan meninggalkan sebuah kata “MAAF, AKU TAK BERMAKSUD MENIKAHIMU. AKU BAGIMU HANYALAH UJIAN BELAKA”. Maka ketika ini terjadi, tidak ada yang bisa diperbuat olehmu kecuali mengingat firman Alloh:

ليس بأمانيكم ولا أماني أهل الكتاب من يعمل سوءا يجز به ولا يجد له من دون الله وليا ولا نصيرا

“Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”(QS. An Nisaa :123)
Alloh juga berfirman:
وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير

“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”(QS. Asy Syuuro:30)

Maka akhowaty fillah-arsyadaniyallohu wa ayyaakunn-, sebelum engkau menuai petaka meraup dosa, sebelum hatimu berlumur rasa malu karena telah bermaksiat kepada-Nya, maka tinggalkanlah perkara ini. Kembalilah kepada Alloh Dzat yang lebih menyayangimu dari selain-Nya. Dialah Dzat yang telah menurunkan syari’at, yang telah memberikan batasan-batasan sebagai bentuk perlindungan dan besarnya kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya, maka ikutilah Dia dan jangan kau ikuti bisikan-bisikan syaithon. Ketahuilah, seorang yang bersahaja yang mendatangi walimu untuk meminangmu lebih gantle dan lebih ksatria (meskipun tidak ada kewajiban bagimu untuk menerimanya) dari pada seorang dengan shuuroh arjuna yang mendatangimu via vibrator HPmu, atau akun facebookmu untuk melakukan penjajakan/pendadaran, meskipun ia mengklaim dirinya sebagai seorang yang paling baik muamalahnya dengan para wanita, atau mengaku sebagai seorang yang amanah, atau mengaku sebagai seorang yang paling besar kasih sayang dan perhatiannya terhadap wanita (fenomena seperti ini sangat marak di kalangan ikhwan dan akhwat kecuali yang dirohmati oleh Alloh, Allohul musta’an). Ketahuilah, bahwa pada hakikatnya mereka adalah orang-orang pengecut yang bersembunyi di balik jubah-jubah mereka.

Sadarilah bahwa apa yang engkau dengar darinya berupa sanjungan, pujian, decak kagum adalah semata-mata kidung syayaathin yang membuai hatimu dalam rangka ingin menjerumuskanmu ke dalam lembah kenistaan. Segeralah beristighfar dan mohon ampunan kepada Alloh Dzat Yang Maha pengampun. Alloh –Subhanahu wa ta’alaa- berfirman:

وإني لغفار لمن تاب وآمن وعمل صالحا ثم اهتدى

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar.”(QS. Thoohaa;82)
Juga firman Alloh:

ومن تاب وعمل صالحا فإنه يتوب إلى الله متابا

“Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”(QS. Al Furqoon:71)

Dan juga sabda Rosulullohu –Sholallohu ‘alaihi wa salaam-:

من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها تاب الله عليه

“Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat tenggelamnya, niscaya Alloh akan menerima taubatnya”(HR Muslim)

Segeralah kembali dari perbuatan dosa dan bertaqwalah kepada Alloh niscaya Dia akan memberimu jalan keluar. Alloh ta’ala berfirman:

 ومن يتق الله يجعل له مخرجا

“…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.”(Qs. At tholaaq:2)

Akhowaty fillah-zaadaniyallohu ‘ilman naafi’an wa ‘amalan mutaqobbalan-, aku bagimu laksana seorang ibu yang menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya, maka terimalah nashihatku!.

BAB 4 NASHIHAT UNTUK PARA IKHWAN

Saya nashihatkan kepada para ikhwan untuk bertaqwa kepada Alloh dengan sebenar-benarnya taqwa. Janganlah kalian menjadikan diri-diri kalian sebagai sekutu bagi para syayaathin untuk mempermainkan perasaan para wanita. Ketahuilah bahwa hati wanita itu teramat lembut lagi ringan laksana kapas yang mudah membumbung terhempas angin, yang cepat melambung tatkala kau racuni hatinya dengan dengan berbagai pujian dan harapan-harapan semu. Jika engkau tak hendak menikahinya, maka janganlah engkau datangi mereka, mempermainkan perasaan mereka dan memberikan racun-racun berbisa pada jiwa mereka, kemudian setelah engkau berhasil menaklukkannya engkaupun berlalu dari sisnya tanpa ada beban dosa. 

Wahai akhy, tidakkah engkau lihat, bahwa engkau terlahir dari rahim seorang wanita, dan barangkali engkaupun memiliki saudara wanita, atau bahkan Alloh akan mengaruniakan bagimu anak-anak wanita. Sukakah engkau jika wanita yang ada dalam lindunganmu dipermainkan seorang pria?. Atau relakah engkau jika anak gadismu mengadukan kepadamu bahwa dirinya telah dipermainkan oleh seorang pria?. Tentu jawabnya “Tidak” bukan?. Maka dari itu bertaqwalah kalian terhadap urusan para wanita yang mana mereka adalah mahluk yang lemah secara fisik dan mentalnya.

Jika tidak ada haajah bagimu (sesuatu yang diperbolehkan syari’at) untuk menghubungi seorang wanita, maka tahanlah tangan dan lisanmu darinya. Karena tatkala engkau bermudah-mudah dalam perkara ini, sesungguhnya engkau berada dalam bidikan syaithon. Jika engkau lanjutkan niscaya engkau akan terjatuh pada perkara yang Alloh haromkan. Jika engkau bermaksud dengan kerelaan hatimu untuk menikahi seorang wanita maka datangilah walinya serta sampaikanlah maksudmu, atau engkau bisa meminta bantuan saudaramu untuk menjadi fasilitator (washilah), dan jalanilah proses sesuai dengan koridor yang telah di gariskan oleh syari’at. Inilah jalan yang lebih baik dan lebih mulia bagimu.

Kemudian, janganlah engkau menempuh cara-cara illegal dengan cara melakukan maneuver-manuver dalam rangka mendekati dan menaklukkan hatinya, baik via telpon, sms, chat, atau facebook dan lain-lain dari media yang tersedia dengan alasan melakukan penjajakan “Jika cocok boleh ambil, jika tak sesuai keinginan tak ada beban untuk meninggalkan”. Sungguh metode seperti ini tidak ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah dan tidak ada salafnya sama sekali.

Jika kalian menempuh cara ini (penjajakan) maka tak ubahnya seperti yang dilakukan oleh orang-orang awwam yang jauh dari agama, dengan istilah yang mereka kenal “pacaran”, yang membedakan hanyalah penampilan dhohiriyyah.

Ingatlah selalu apa yang Alloh firmankan dalam Tanzil-Nya :

ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(QS. Al Isroo:36)

Dan firman-Nya:

إن ربك لبالمرصاد

“sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”(QS. Al Fajr:14)

Dan juga sabda Nabi_sholallohu ‘alaihi wa salaam_:

إن الله كتب علي إ بني أ د م حظه من الزنا أ د رك ذلك لا محا لة, فزنا العين النظر, وزنا السان المنطق, والنفس تمني وتشتهي, والفرج يصد ق ذلك أو يكذ به

“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan untuk anak Adam bagiannya dari perbuatan zina yang selalu ia dapati dan tidak bisa mengelaknya: maka zinanya mata itu dengan melihat, zinanya lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa dengan berangan-angan dan mendambakan dan kemaluanlah yang akan membenarkan hal itu atau mendustakannya”.(HR. Bukhori)

Ya akhy, bertaqwalah kepada alloh dalam urusan para wanita karena engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah engkau lakukan.

BAB 5 PENUTUP

Demikianlah nashihat singkat ini saya persembahkan sebagai nashihat bagi kita semua, sebagai bentuk implementasi konkrit dari firman Alloh –subhanahu wata’ala-:

إن الإنسان لفي خسر. إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al Ashr:2-3)

وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Adz Dzaariyat:55)

Demikian juga yang telah disebutkan dalam hadits:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّاتِهِمْ.

Maka memperhatikan ayat-ayat Alloh dan sunnah-sunnah nabi-Nya dan berusaha mengimplementasikannya dalan kehidupan kita, merupakan bentuk nyata dari ketaqwaan yang ada dalam dada kita. Semoga Alloh memilih kita untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa, yang dengannya kita akan menjadi champion yang akan mendapatkan kenikmatan abadi di surga-Nya sebagai balasan amal kita, sebagaiman yang telah Alloh janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Alloh berfirman :

إن المتقين في جنات وعيون. ادخلوها بسلام آمنين. ونزعنا ما في صدورهم من غل إخوانا على سرر متقابلين
. 
 لا يمسهم فيها نصب وما هم منها بمخرجين

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman". Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.”(QS. Al hijr:45-48)

Dan juga firman-Nya:

يا عباد لا خوف عليكم اليوم ولا أنتم تحزنون. الذين آمنوا بآياتنا وكانوا مسلمين. ادخلوا الجنة أنتم وأزواجكم تحبرون. يطاف عليهم بصحاف من ذهب وأكواب وفيها ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين وأنتم فيها خالدون. وتلك الجنة التي أورثتموها بما كنتم تعملون.. لكم فيها فاكهة كثيرة منها تأكلون

“"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan." Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.”(Qs. Az Zukhruf:68-73)
Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang merupakan janji Alloh bagi hamba-hamban-Nya yang beriman.

Semoga ayat-ayat ini menjadi motivator bagi kita untuk lebih semangat dalam melakukan amalan-amalan shoolih serta menghindarkan diri dari perkara yang telah Alloh dan Rosul-Nya haromkan. Semoga Alloh mengumpulkan kita di jannah-Nya.
Wallohu ta’ala a’lam bish showwaab.

Selesai disusun di Walahar, Ahad 12 Robi’ul Awwal 1433 H. Pukul 12.36 WIB
Oleh : Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnat Kaswita
Ghoffarollohu ‘anhaa wa waalidaihaa
 
Maroji’:

1.   Terjemah Riyadhush Sholihin. Imam Nawawi. Pustaka Amani. Jakarta. 1999.
2.   Terjemah Nashiihaty lin Nisaa’. Ummu Abdillah Al Wadi’iyyah. Maktabah Salafy Press. 2003
3.   Dosa-dosa yang diremehkan. Syaikh bin Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz dan Muhammad bin Sholih Al Munajjid. Pustaka Al Kautsar. 2002.
4.  Hiburan Utuk Saudara yang Sakit dan Tertimpa Mushibah. Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdulloh As Sadhaan dan Said bin Ali bin Wahf Al Qohthony. Buana Ilmu Islami. 2010.