Selasa, 14 Februari 2012

Valentine Day Dalam Perspektif Islam

بسم الله الرحمن الرحيم
 
الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وآله أجمعين أما بعد:
Prolog Muhibbatul ‘Ilmi :
Pusat-pusat perbelanjaan dari sudut kota sampai pelosok pedesaan pada bulan Februari ini disemarakkan dengan berbagai macam product coklat dengan berbagai merk dan variasinya, juga dipenuhi dengan berbagai macam accessories berwarna pink. Bulan Februari seakan identik dengan coklat dan warna pink, apatah gerangan yang menjadi sebabnya? Konon kabarnya, pada bulan Februari terdapat satu hari yang disakralkan oleh sebagian manusia, dimana mereka merayakan hari raya tersebut yang mereka namakan dengan  “HARI KASIH SAYANG/VALENTINE DAY” yang jatuh pada setiap tanggal 14 Februari. Di hari itu mereka berkumpul (baik laki-laki maupun perempuan) di suatu tempat dengan mengenakan accessories berwarna pink dan saling memberikan hadiah (coklat) dan saling mengungkapkan rasa cinta mereka  kepada orang-orang yang mereka cintai (tentu saja “cinta” di sini adalah bentuk percintaan yang muharrom, yang kotor penuh dengan noda). Tak jarang (bahkan ini yang menjadi mayoritasnya), sebagian dari mereka terjatuh kepada perkara zina-wal iyyadzubillahi-.
Bagi orang-orang yang memahami agama dan mendapat taufiq-Nya tentu akan tertegun meyaksikan acara-acara yang digelar oleh kaula muda pada setiap tanggal 14 Februari yang dipenuhi dengan acara-acara yang bersifat hura-hura, penuh kemaksiatan bahkan menjurus pada perzinahan, mungkin akan muncul berbagai tanya (sebagai bentuk protes tentunya) :
“Apa korelasi antara cinta dengan coklat dan warna pinky?”
“Apakah cinta itu memiliki warna dan rasa sebagaimana coklat yang mereka hadiahkan?”
“Apakah coklat dan warna pink merupakan barometer besarnya cinta?” yang artinya semakin mahal coklat yang mereka berikan menunjukkan semakin besarnya cinta yang mereka miliki?. Jika demikian, sungguh sangat kasihan orang-orang yang tidak bisa membeli coklat pada hari ini. Apakah itu berarti mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki cinta dan kasih sayang?
“Dan apakah cinta hanya ada pada satu hari saja yaitu pada setiap tanggal 14 Februari? Lalu kemanakah perginya cinta? Dan kemana pula berlalunya kasih sayang pada 365 hari yang menjadi sisanya?(jika diasumsikan 1 tahun = 366 hari).
Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti ini layak menjadi head line di benak para pemuja valentine day. Dan sungguh sangat ironis, bahwasanya umat Islam justru ikut menjadi garda terdepan dalam mempopulerkan hari raya valentine, dalam keadaan mayoritas dari mereka tidak tahu hakikat dari valentine day.
Jika kita mau sedikit cerdas dan mau sedikit repot untuk membuka lembaran-lembaran sejarah masa silam, tentu akan kita dapati hakikat dari hari yang mereka rayakan tersebut.
Secara etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi.
Berdasarkan yang dikutip dari Webster's New 20th Century Dictionary perayaan Valentine berasal dari perayaan Lupercali. Yaitu upacara ritual yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno setiap tanggal 15 Februari sebagai penghormatan kepada Lupercus dewa padang rumput yang dideskripsikan mempunyai tanduk, kaki, dan telinga seperti kambing. Pada perayaan itu nama-nama wanita dimasukkan kedalam jambangan bunga. Setiap pria yang hadir mengambil secarik kertas. Wanita yang namanya tertera dalam kertas itu menjadi teman kencannya semalam suntuk.
Kemudian pada tahun 469 pihak gereja yakni Paus Celecius merubah menjadi tanggal 14 Februari untuk mengenang kematian seorang pendeta yang bernama Saint Valentine yang tewas sebagai martir pada abad III (martir adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mati mempertahankan prinsip-prinsipnya) dan menetapkan menjadi Saint Valentine's Day. Pastor Valentine ditangkap dan dipenjara karena menentang kebijakan kaisar Romawi (Cladius II) yang melarang pemuda-pemudi untuk menikah. Sang kaisar menginginkan pemuda-pemuda yang lajang untuk menjadi tentara dan pergi berperang. Tetapi sang pastor malah dengan diam-diam menikahkan sepasang muda-mudi. Hal ini diketahui oleh sang kaisar. Bukan main marahnya sang kaisar, akibatnya sang pastor mengakhiri hidupnya dengan tanpa kepala (dipancung) pada tanggal 14 Februari 269.
Ketika pastor Valentine dipenjara, banyak surat-surat simpati dari para pemuda yang sedang kasmaran yang ditujukan kepadanya. Melalui surat itulah mereka mengungkapkan perasaan sayangnya kepada kekasihnya dan berharap mereka bila menikah.
Sebenarnya kalau kita menyadari apa yang sebenaranya terjadi dibalik perayaan Valentine tentulah kita tidak akan berminta. Allah telah berfirman dalam Al Baqoroh: 120.
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." ( QS. Al- Baqaroh: 120)
Jelas sudah bahwa mereka senantiasa benci kepada kita kecuali kita berpartisipasi pada acara ritual mereka, model pakaian dan pola pikir yang mereka miliki. Dan perayaan Valentine adalah salah satu sarana mereka untuk memurtadkan kita tanpa kita sadari. Dan media massa seperti koran, tabloid, televisi, radio, majalah dan lain-lain, adalah sarana yang sangat efektif untuk kampanye program-program mereka. Jika terlibat didalamnya kita akan dijerumuskan kedalam kemaksiatan tanpa kita sadari.
Valentine adalah kegiatan ritual yang bukan berasal dari Islam. Dalam pemahaman Islam, kegiatan ritual yang bukan berdasarkan syariat Islam dan tidak dicontohkan Rasulullah SAW seperti halnya Natal, Tahun baru Masehi, Imlek dan sebagainya maka harus kita sikapi seperti Rasulullah mensikapi tawaran kaum Quraisy untuk sama-sama melaksanakan ibadah secara Islam dan ibadah jahiliah secara bergantian. Tawaran tersebut dijawab oleh Allah dengan firmannya:
"Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". (QS. Al Kaafirun: 6)
Dalam masalah aqidah dan ibadah, Islam mengajarkan kita untuk bersikap tegas. Dengan begitu kemuliaan Islam dan umatnya akan terjaga. Dinul Islam sarat dengan nilai kasih sayang. Bahkan tegaknya Dinul Islam atas dasar kasih sayang. Coba simak firman Allah SWT berikut:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath:29)
Sejalan dengan itu Rasulullah juga pernah menyampaikan:
"Belum sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"
Kasih sayang dalam Islam bersifat Universal. Ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ia juga tidak dibatasi oleh objek dan motif. Kasih sayang diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditinpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar.
Sudah saatnya pemuda Islam sadar dari keterpurukan dan bangkit menyongsong masa depan yang sudah berada di tangan Islam. Kalau tidak sekarang kapan lagi? kalau bukan kita, lalu siapa lagi?Selengkapnya lihat disini
Untuk lebih memperjelas bagaimana pandanga Islam dalam menyikapi perayaan valentine day, berikut ini akan saya sajikan kepada para pembaca yang budiman suatu risalah ly Syaikh Yahya Al Hajuri –Hafidzohulloh- yang membahas tuntas hal ikhwal yang berkaitan dengan valentine day berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah serta fatwa para 'ulama al mutaqoddimiin wa mutaakhkhiriin. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.

PERINGATAN
BAGI ORANG YANG BERAKAL
AKAN
BAHAYA, KERUSAKAN, DAN KEHAROMAN

MERAYAKAN `IDUL HUBB
(VALENTINE)

Karya Fadhilatus Syaikh : Abu AbdirRohman Yahya bin `Al Al-Hajury
Dikoreksi Oleh: Abu Thurob Saif bin Hadhor Al-Jawy
Diterjemahkan Oleh : Abu AbdirRohman Shiddiq bin Muhammad Arsyad Al-Bughisy
Darul Hadit-Dammaj


 بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah. Kita memuji memohon pertolongan dan meminta ampunanNya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejelekan diri-diri kita, dan keburukan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri hidayah (petunjuk) maka tiada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka tiada yang dapat memberinya hidayah. Dan aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah I semata tiada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ج adalah hamba dan utusanNya. Semoga sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepadanya. Amma ba`du:               
                    Allah I berfirman di dalam kitabNya yang mulia, mengingatkan kita untuk memelihara nikmat:
+وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ_ [النحل/112]
                    “Dan Allah membuat suatu perumpamaan sebuah kota yang dahulunya aman lagi tentram. Rezki mendatanginya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang telah mereka perbuat.“
                    Allah I berfirman di dalam kitabNya yang mulia:
+لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ * فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ * ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُور_ [سبأ/15-17]
                    “Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda-tanda kekuaasaan Allah di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri, (kemudian dikatakan kepada mereka) makanlah dari rezki Robbmu dan bersyukurlah kepadanya. Negri yang baik dan Robb yang gofur (maha pengampun). Tetapi mereka berpaling, kemudian kami datangkan kepada mereka banjir yang besar, dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kedua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah kami berikan balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan tidaklah kami mengazab kecuali orang-orang yang kafir.“
Dan Allah I berfirman:
+وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ_ [إبراهيم/7]
“Dan ingatlah ketika Robbmu berfirman: Sesungguhnya jika kamu bersyukur sesungguhnya kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan “kufur“ di sini mencakup kufur ingkar dan kufur nikmat. Dengan berlandaskan dalil-dalil dalam bab ini, dan Allah I telah memerintahkan kita semua untuk senantiasa mengingat ni`matnya. Allah I berfirman:
+يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ_  [المائدة/11]
“Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan ni’mat Allah (yang telah dikaruniakan kepadamu).“
Dan fiman Allah I:
+فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ [الأعراف/69]
“Ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu mendapat keberuntungan.“
Dan tidak diragukan lagi bahwa ni’mat jika tidak dijaga akan hilang dan jika dijaga akan tetap, dengan dalil ayat yang telah disebutkan. Dan dengan firman Allah I:
﴿لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾ [إبراهيم/7]
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur sungguh kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan sesungguhnya Allah cemburu terhadap hamba-hambaNya, dan kecemburuan Allah tatkala hambaNya mendatangi apa yang dia haromkan, karena sesungguhnya dia menciptakan hamba-hambaNya untuk menyembahNya.
Allah I berfirman:
﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ*مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ*إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ﴾  [الذاريات/56]
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembahku, Aku tidak menginginkan sedikitpun rezki dari mereka dan tidak pula menginginkan supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allag Dialah Ar-Rozzak (maha pemberi rezki) yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh.“
Dan Allah tidak menciptakan mereka untuk bermain-main, lalai dan bermaksiat. Bahkan memperingatkan mereka dari bahaya berbuat maksiat kepadaNya.
﴿وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ [النساء/14]
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rosulNya, dan melanggar ketentuan-ketentuannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan.“
Dan Allah I berfirman:
﴿فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا * فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا * السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا  [المزمل/16-18]
“Maka Fir`aun mendurhakai Rosul itu, maka kami siksa dia dengan siksa yang berat. Maka bagaimana kamu melindungi dirimu, jika kamu telah mengkufuri hari yang menjadikan anak-anak beruban. Terpecah belah langit karenanya, dan adalah janjiNya pasti terlaksana.“
Dan Allah I berfirman:
﴿قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ [النور/54]
“Katakanlah: Ta’atilah Allah dan RosulNya!  Dan jika kamu berpaling,  maka sesungguhnya baginya apa yang dibebankan kepadanya.  Dan bagimu apa yang dibebankan kepadamu.  Dan jika kamu mena`atinya niscaya kamu akan mendapat petunjuk. Dan tidaklah kewajiban Rosul kecuali menyampaikan amanat Allah dengan jelas.“
Dan ini sebagai pendahuluan mengenai keadaan kita dari kebaikan pada negri ini, yang di dalamnya ada mesjid-mesjid yang dimakmurkan, dan juga sekolah-sekolah (sekalipun masih banyak yang perlu ditanbih dan diperbaiki) dan padanya keamanan secara umum – ولله الحمد -. Dan di dalamnya ada unsur kecintaan kepada agama dan hal ini telah  berakar (mendarah daging) pada penduduk negri ini. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi r dengan sabdanya:
« الإيمان يمان والحكمة يمانية والفقه يمان ».
“Keimanan di Yaman dan hikmah dari Yaman dan fiqih di Yaman.(1)
Dan datanglah utusan kepada Nabi r dari Yaman, Sedang Bani Tamim telah berada disekitarnya, kemudian beliau bersabda:
« أَبْشِرُوا يَا بَنِى تَمِيمٍ ».  قَالُوا يا رسول الله بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا.  قال عبد الرحمن فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رسول الله  ، قال فَجَاءَ حيٌّ من الْيَمَنِ ، فَقَالَ « يَا أَهْلَ الْيَمَنِ ، اقْبَلُوا الْبُشْرَى إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ ».  قَالُوا قَبِلْنَا جِئْنَاكَ لِنَتَفَقَّهَ فِى الدِّينِ وَلِنَسْأَلَكَ عَنْ أَوَّلِ هَذَا الأَمْرِ فَأًخْبَرَ رَسُولُ الله بِأَوَّلِ هَذَا الأَمْر وانطلق رسول الله يحدثهم منشرحا من طلبهم ومن إقبالهم على العلم.
“Bergembiralah wahai Bani tamim! Lalu  mereka menjawab: wahai Rosulullah engkau telah memberi kami kegembiraan, maka berikanlah!  Berkata Abdurrohman:  maka berubahlah roman wajah Rosulullah,  kemudian datanglah utusan dari Yaman, kemudian beliau bersabda: “Terimalah kabar gembira jika Bani Tamim tidak menerimanya!“ Mereka mengatakan: Kami telah menerimanya wahai Rosululloh.  Kemudian utusan dari Yaman mengatakan: Kami mendatangimu untuk mempelajari  dien ini, dan bertanya tentang permulaan perkara ini(1). Kemudian beliau mengabarkan tentang permulaan perkara ini(1), dengan lapang dada, dan senang dengan pertanyaan, dan kesungguhan mereka dalam menuntut ilmu.“ 
Dan tidaklah asing utusan dari Al-As`ariyyin dan selain mereka kepada Rosulullah r bagi siapa yang memperhatikan hal itu dan membaca perjalanan orang Yaman yang telah menempuh jalan yang baik ini.
Dan kami-  ولله الحمد- di zaman ini melihat kebaikan dan kejelekan tetap ada dan pelaku kebaikan banyak, dan negri kita adalah negri Islam. Dan kita semua muslimin dan pemerintah muslimin dan kebaikan tetap ada. Selama keadaan masih demikian adanya, maka wajib bagi kita untuk saling menasehati tentang apa yang terjadi dari hal-hal yang mungkar dari waktu ke waktu.
Dan Allah I berfirman menyifati kaum muminin:
﴿فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى * سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى * ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى  [الأعلى/9-13]
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat, akan mendapat pelajaran orang yang takut (kepada Allah). Dan akan menjauhi peringatan orang-orang yang celaka, yaitu orang yang akan masuk api yang menyala (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak pula hidup.“
Ayat ini terkandung di dalamnya sifat mu’minin bahwasanya mereka mengambil pelajaran. Dan akan tadzakkur (mengambil pelajaran) siapa saja yang takut kepada Allah dan takut ketika berdiri di depanNya, dan takut akan siksa dan pertanyaanNya, dimana mereka pada saat itu tanpa alas kaki, dan mata mereka terbelalak, dan tanpa pakaian, tiada harta di sisinya dan juga anak, sanak keluarga yang dekat dan yang jauh kecuali amalannya, yang mana dia menghadap Allah hanyalah dengan amalannya belaka. Jika amalan tersebut adalah kebaikan maka dibalas juga dengan kebaikan, dan jika kejelekan maka akan dibalas dengan kejelekan pula. Allah I berfirman:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾  [الزلزلة/7، 8]
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun  niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Tadzakkur adalah kebiasaan seorang mu`min, karena kadang-kadang datang kepadanya kelalaian, atau was-was syaithon, juga teman duduk jelek yang membuatnya senang kepada kebatilan kemudian dia mengingat Allah ـ, maka ketika itu ia menyadari kesalahannya dan tadzakkur (mengambil pelajaran).
       Allah I berfirman:
﴿وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ﴾[الذاريات/55]
“Dan berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.“
Bermanfaat  baginya manfaat yang besar. Dan kerapkali peringatan itu menjauhkannya dari kemungkaran yang besar. Dan mendorongnya (dengan kebaikan tersebut) menuju kebaikan yang besar. Dan (seorang mu’min dan mu’min lainnya, bagaikan satu bangunan saling menguatkan satu sama lain)[1](1), menasehatinya, mewasiatkan kepadanya dan mengingatkannya kepada Allah ـ. Dan sungguh bukanlah ini (demi Allah) kecuali dari sisi hak muslim kepada muslim yang lain. Dan karena sesungguhnya Allah I berfirman dalam kitabnya yang mulia:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾
“Maka barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kebaikan, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kejelekan maka niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Dan Allah I berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾  [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, pasti Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
Pada hari kiamat semua manusia akan dihisab sesuai dengan amalannya. Allah I berfirman:
﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ﴾ [الأنعام/164]
“Dan tidaklah seseorang membuat dosa, melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.  Kemudian kepada Robbmulah kalian akan kembali. Dan akan diberitakan kepada kalian apa yang kalian dulu perselisihkan.“
Dan Allah I berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾  [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
 Tetapi yang wajib adalah  nasehat dan perbaikan, dan hendaknya nasehat itu dihargai, dan agar masyarakat mengetahui bahwa Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya.
Allah I berfirman:
﴿وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ﴾  [العنكبوت/43[
“Dan itulah permisalan yang kami misalkan bagi manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.“
         Karena sesungguhnya ‘alim (orang yang berilmu) tidaklah dia berbicara dengan hawa nafsunya, hanya saja dia berbicara karena takut akan bahaya. Yang telah dijelaskan oleh Rosulullah r sebagaimana di sohihain, dari hadits Zaenab binti Jahsy ك (istri Nabi r) dia berkata:
اسْتَيْقَظَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - مِنَ النَّوْمِ مُحْمَرًّا وَجْهُهُ يَقُولُ )) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَاجُوجَ وَمَاجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ(( وحَلَّقَ قُلْتُ:  أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ )) نَعَمْ ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ((
                    “Nabi terbangun dari tidur dengan roman muka yang merah, seraya berkata:لااله إلا الله  kecelakaanlah bagi kaum Arab, dari bahaya yang telah mendekat, telah dibuka hari ini dari dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar ini (sambil melingkarkan jarinya) Aku berkata: Wahai Rosulullah apakah kita akan dibinasakan sedangkan di antara kami ada orang-orang soleh? Beliau berkata: Iya jika telah banyak kejelekan.“
         Dan al-khubts (kejelekan) yang dimaksud di sini adalah kemaksiatan dan kedurhakaan. Sama saja apakah kemaksiatan tersebut berbentuk kesyirikan, kebid’ahan dan khurafat atau berbentuk kerusakan dengan sebab pelacuran dan zina. Dan perkara-perkara yang menggiring kepada perbuatan zina seperti lagu-lagu dan musik, dan orang-orang yang mendatangi kerusakan baik dari kalangan pria atau wanita.
          Dan hari raya yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini, yang memiliki iklan secara meluas dan tersebar masyhur, dan telah berulang-ulang, ini termasuk hari raya orang kafir, dan termasuk dari perkara yang muhdats (dibuat-buat tanpa landasan syar`i). Padahal Nabi r bersabda sebagaimana di hadits Ibni ‘Umar t:
))بعثت بالسيف حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي وجعلت الذلة والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم((
                    “Aku diutus dengan pedang, sampai Allah disembah tidak ada sekutu bagiNya, dan dijadikan rezkiku di bawah naungan tombakku. dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelesihi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan meraka.“
Dan Allah I berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا  [النساء/144]
                    “Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir sebagai wali (penolong) selain orang-orang yang beriman. Inginkah kalian mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksa kalian?!“
          Sama saja apakah pertolongan itu berbentuk ucapan atau perbuatan semua itu harom hukumnya. Dan hari raya orang kafir termasuk sebab untuk menyerupai mereka (tasyabbuh dengan mereka), mencintai, dan menempuh cara mereka. Sedangkan Allah I berfirman:
﴿لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ [المجادلة/22]
                    “Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling mencintai dan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RosulNya. Walaupun mereka bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, saudara-saudara,  ataupun keluarga mereka.“
          Maka mencintai orang-orang kafir dan menyerupai mereka (tasyabbuh) baik di hari raya mereka atau menyerupai mereka diseluruh perkara mereka merupakan perkara yang sangat diharomkan. Allah I berfirman:
﴿فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ﴾  [المائدة/52]
          “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nashoro) mereka berkata: Kami takut akan mendapat bencana. Maka pasti Allah akan mendatangkan kemenangan kepada RosulNya atau keputusan dari sisiNya. Kemudian mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.“
           Sama saja apakah bersegera dalam amalan-amalan mereka, atau perkara-perkara mereka, atau menyerupai mereka, atau apa yang semisalnya, semua itu harom. Dan termasuk di antara sebab kebinasaan.
           Hari raya ini merupakan sebab kerusakan dan perzinahan. Dan kecintaan itu sendiri apabila dilandasi karena Allah demikian pula kebencian karena Allah, maka ini adalah hal yang baik sekali. Bersabda Nabi r:
((الحب في الله والبغض في الله  من أوثق عرى الايمان))
                    “Kecintaan dan kebencian karena Allah merupakan ikatan keimanan yang paling kuat.“
                    Dan bersabda Nabi r sebagaimana dalam as-shohih:
))أن رجلاً زار أخاً له في قريةٍ أخرى، فأرصد الله تعالى على مدرجته ملكاً، فلما أتى عليه قال: أين تريد ؟ قال: أريد أخاً لي في هذه القرية. قال: هل لك عليه من نعمةٍ تربها عليه ؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله تعالى، قال: فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه((
                    “Ada seorang yang mengunjugi saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk mengujinya, ketika malaikat itu menemuinya ia bertanya: Kamu mau kemana? Dia menjawab: Saya ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa berhutang budi padanya, sehingga kamu mengunjunginya? Dia menjawab: Tidak melainkan karena saya mencintainya karena Allah. Malaikat itu berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, dan bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karenaNya. (1)
                    Dan telah tsabit dari hadits Mu`adz bin Jabal di sisi Malik di Muwatho, bahwasanya Rosulullah r bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Robbnya I:
()وَجَبَتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَحَابِّينَ فيَّ، والمُتَجالِسِيْنَ فيَّ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فيَّ، وَالمُتَبَاذِلِينَ فيَّ((
                    “Telah pasti kecintaanku bagi orang yang saling mencintai, bermajelis, mengunjungi, dan memberi karenaKu.“
          Dan Allah I berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [المائدة/54]    
                    “Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad di antara kalian, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mererkapun mencintaiNya, lemah lembut terhadap orang mu`min dan keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki Dan Allah wasi`un (maha luas) `alim (maha mengetahui).“
                    Maka di dalamnya terdapat Fadhilah (keutamaan) mencintai karena Allah. Saling mencintai karena Allah adalah perkara yang dituntut secara syar`i, dan padanya keutamaan yang besar.
                    Perkara yang kedua dari cinta yang dibolehkan (mubah) seperti kecintaan  seseorag kepada anaknya, atau kepada istrinya, atau kerabat dekatnya. Maka ini termasuk cinta yang dibolehkan dan disyariatkan.
                    Dan terkadang bisa jadi mustahab, dibeberapa keadaan seperti mencintai seseorang yang berhak untuk dicintai, telah ditanya Nabi r:
((أي الناس أحب إليك فقال عائشة فقلت من الرجال قال أبوها فقلت ثم من قال عمر بن الخطاب قال فعد رجالا))
                    “Siapakah yang paling enkau cintai? Beliau menjawab: `Aisyah. Dan dari laki-laki? Beliau menjawab: Ayahnya. Aku berkata: Kemudian siapa? Beliau menjawab: `Umar. Kemudian beliau menyebutkan beberapa laki-laki selainnya.“
                    `Aisyah istri beliau, beliau mencintainya sebagaimana kecintaan seorang lelaki kepada istrinya. Dan rasa kasih sayang datangnya dari Allah, sebagaimana sabda Rosululloh r. Kesimpulan dari hal ini, boleh bagi seseorang untuk mencintai istrinya. Allah I berfirman:
﴿وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً﴾  [الروم/21]
“Dan menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang"
                    Dan hal ini mubah (boleh). Adapun menebarkan apa yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) yang ma`nanya adalah hari kerusakan, hari yang membangkitkan kepada perzinahan, pelacuran dan pacaran.
                    Dan menempuh model-model orang kafir dalam pacaran di hari tersebut, dan mereka menganggap hal ini hari raya?!! Ini bukan hari raya, justru ini adalah fitnah. Dan telah bersabda Nabi r dari hadits Nu`man bin Basyir t:
((ألا وإن في الجسد مضغةً إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله: ألا وهي القلب))
                    “Ketahuilah sesungguhnya pada suatu jasad (tubuh) terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh, dan apabila segumpal daging itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh, dan ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah hati“.
Dan sebelumnya beliau bersabda:
))إن الحلال بينٌ، وإن الحرام بينٌ، وبينهما مشتبهاتٌ لا يعلمهن كثيرٌ من الناس، فمن اتقى الشبهات، استبرأ لدينه وعرضه، ومن وقع في الشبهات، وقع في الحرام، كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه، ألا وإن لكل ملكٍ حمىً، ألا وإن حمى الله محارمه((
                    “Sesungguhnya perkara yang halal telah jelas, dan perkara yang harom telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara yang syubhat (samar), yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang, maka barangsiapa yang berhati-hati dari perkara yang syubhat itu, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang terjerumus pada perkara yang syubhat itu maka ia telah terjerumus ke dalam hal yang harom, sebagaimana pengembala yang menghalau ternaknya di sekitar tempat terlarang, kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat yang terlarang itu. Ketahuilah setiap penguasa pasti punya larangan, dan larangan Allah adalah apa-apa yang Dia haromkan“.
                    Maka keberadaan laki-laki di sekitar perempuan yang tidak menutup aurat, dan laki-laki tersebut melihatnya, hal ini termasuk jenis fitnah yang sangat besar. Dan dari dalil-dalil yang menunjukkan  atas haromnya memandang wanita yang bukan mahrom, kecuali dengan maksud untuk melamarnya adalah firman Allah I:
﴿قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ﴾  [النور/30]
                    “Katakanlah kepada orang-orang mu`min untuk menundukkan pandanganya dan memelihara kemaluannya, hal itu lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Khobirun (Maha mengetahui) apa yang mereka kerjakan.“
                    Maka barangsiapa yang menginginkan untuk dirinya kesucian, kebersihan dan kemurnian hendaknya dia beradab sesuai dengan adab kitabulloh dan sunnah RosulNya.
                    Dan di shohihain dari hadits Abi Sa`id Al-Khudry t  bahwasanya Nabi r bersabda:
))إياكم والجلوس في الطرقات فقالوا: يا رسول الله مالنا من مجالسنا بدٌ؛ نتحدث فيها ! فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فإذا أبيتم إلا المجلس فأعطوا الطريق حقه قالوا: وما حق الطريق يا رسول الله ؟ قال: غض البصر، وكف الأذى، ورد السلام، والأمر بالمعروف، والنهي عن المنكر((
                    “Jauhilah duduk-duduk di tepi jalan!“ Para sahabat bertanya: “Kami tidak punya pengganti dari tempat-tempat ini, untuk kami membicarakan sesuatu.“ Rosululloh r bersabda: “Apabila kalian merasa tidak bisa untuk meninggalkan duduk-duduk di tempat itu maka berikanlah haknya jalan!“ Para sahabat bertanya: “Apakah haknya jalan itu wahai Rosululloh r?“ beliau menjawab: “menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, amar ma`ruf dan nahi mungkar.“
                    Ini kalau dia duduk di jalan, lalu lewat perempuan atau sesuatu yang mengharuskan dia menundukkan pandangan darinya maka hendaknya dia menundukkan pandangannya. Lalu bagaimana dengan orang yang mengendarai mobilnya atau berjalan dengan kedua kakinya ke tempat yang dia melihat di sana perempuan menyanyi atau semisalnya, atau demikian pula yang dinamakan hari Valentine?!! Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Allah!
                    Hari raya ini terdapat padanya banyak kerusakan, perzinahan adalah harom, dan sebab–sebab yang mengakibatkan perzinahan juga harom, seperti melihat, berjabat tangan dengan perempuan yang bukan mahrom, berkholwat (berdua-duaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom) dan sebagainya. Sedangkan Nabi r telah bersabda sebagaimana pada hadits Abi Huroiroh t:
((العينان تزنيان، واليدان تزنيان، والفرج يصدق ذلك أو يكذبه))
                    “Kedua mata berzina, dan kedua tangan berzina, adapun kemaluan membenarkan dan mendustakannya.“ Ma`nanya bahwa zina itu punya sebab dan penarik. Dan zina adalah perbuatan keji sebagaimana telah dikhobarkan oleh Robb kita U:
﴿وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا ﴾ [الإسراء/32]
                    “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“.
        Dan negri mana saja yang tersebar di dalamnya perbuatan keji ini, maka negri itu telah mengumandangkan siksaan Allah baginya, dan terkadang kerusakan dan pelacuran ini datangnya dari orang-orang kurang ketaqwaannya atau orang-orang bodoh, pengikut hawa nafsu dan keinginan-keinginan kotornya. Mereka tidak mempedulikan apa yang menimpa kaum muslimin dari bahaya yang disebabkan perbuatan mereka. Dan jika demikian perkaranya dan pada hari raya ini yang dinamakan `Idul hubb (Valentine), mereka menginfakkan harta yang bukan pada tempatnya, karena sesungguhnya wajib bagi kaum muslimin menginfakkan harta ini untuk kemashlahatan umum, dan tidak asing lagi bagi kebanyakan kalian bahwasanya di sana ada sebagian orang yang tidak mampu membeli satu karung terigu untuk keluarganya. Dan manusia saat ini dalam keadaan fakir kecuali sedikit, krisis moneter dari satu sisi, fitan dan problem dari sini yang lain, dan rakyat Yaman dilihat dengan pandangan permusuhan dari kebanyakan orang yang yang memiliki kepentingan – dan hal ini ma`ruf bagi orang yang berakal – dan orang-orang yang menanti kecelakaan mereka dari Yahudi, nashoro, komunis, dan kebanyakan orang yang telah terfitnah telah memperlihatkan taringnya (hendak menerkam) dari berbagai arah, untuk mengambil kebaikan-kebaikan mereka. Semuanya ingin memutuskan kebaikan-kebaikan, dan membinasakan mereka, dan seterusnya.
                    Adapun tingkah laku yang ada di lokasi yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini adalah tingkah laku orang-orang lalai, (yaitu) orang-orang yang tidak mempedulikan urusan dien, Allah I berfirman:
﴿وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾  [لقمان/6]
                    “Dan sebagian manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.“
Dan Allah I berfirman mengabarkan tentang penghuni neraka:
﴿وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُون [الأنعام/70]
                       “Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan sendagurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia, dan peringatkanlah mereka dengan Al-Qur`an, agar (masing-masing mereka) tidak dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri, tiada baginya selain Allah sebagai pelindung dan (tiada pula) pemberi syafa`at, dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun niscaya tidak akan diterima darinya.  Mereka itulah yang akan dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka disediakan minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.“
                    Kamu tidaklah diciptakan untuk main-main dan mengikuti langkah mereka orang-orang yang lalai yang merayakan Iedul hubb (Valentine) yang merupakan hari raya orang nashoro dan didukung oleh musuh-musuh Islam. Sedangkan kita negri muslim! Hari raya ini dan sejenisnya dari kemungkaran yang membuat murka dan menyempitkan dada seluruh orang-orang mu`min yang cemburu terhadap agamanya. Dari sinilah muncul kebencian kepada prilaku ini, (bisa jadi mengambil kesempatan dari orang yang cemburu terhadap agamanya dan Negara, muncul perkataan itu dari orang yang tidak memiliki rasa cemburu mereka mengatakan apa-apaan ini?! lihatlah apa-apaan ini?! Negara padanya kerusakan, lagu di dalamnya, demikian lihatlah hal-hal yang harom yang ada padanya, dan yang menunjukkan keharoman tersebut, dan didukung dan dijaga serta dilindungi oleh Negara. Negara apaan ini?!)(1)
                    Ini kami dengar dengan telinga kami, kami mengatakan apa yang kami dengar, karena kami bergaul dengan masyarakat, kalau demikian adanya, maka Negara ini butuh ini butuh itu dan butuh… Di antara mereka ada yang mengatakannya karena cemburu terhadap agamanya (dan dia berhak untuk berkomentar demikian) dan di antara mereka ada yang mengatakannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya dan godaan syaitan. Dan ini adalah kenyataan yang kami sampaikan kepada kalian, dan kami – Alhamdulillah – senantiasa berkata dengan terus terang.
                    Maka tak sepantasnya hal itu menjadi sarana untuk membuka pintu pemberontakan. Krisis moneter dari sisi, pemberontakan dari sisi lain dan peperangan di sebagian tempat. Ya Alloh… kami berlepas diri dari semua ini, sedangkan mereka, masih saja merayakan `Idul hubb (Valentine). Aku berlindung kepada Allah dari segala keburukan. Allah I berfirman:
﴿اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ * مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ * لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ [الأنبياء/1-3]
                    “Telah dekat kepada manusia hari dihisabnya amalan mereka sedang mereka berada dalam kelalaian dan berpaling darinya. Tidak datang kepada mereka suatu peringatanpun dari Robb mereka, melainkan mereka mendengarkannya dengan main-main, sedang hati mereka lalai. Dan orang-orang yang ddzolim merahasiakan pembicaraan mereka, orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kalian. Maka apakah kamu mendatangi sihir sedangkan kamu mengetahuinya?!“
Dan Allah I berfirman:
﴿أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ * وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ * وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ [النجم/59-61]
                    “Maka apakah dari pemberitahuan ini kamu merasa heran, tertawa, tidak menangis malah bertepuk tangan?!“
                    Dan demi Allah sesungguhnya kami memperingatkan penduduk negri ini-semoga Allah memberi taufiq kepada mereka- dari akibat maksiat. Dan tidak asing lagi bagi kalian peristiwa yang terjadi di Iraq dan Quwait. Quwait dahulunya juga melakukan nyanyian-nyanyian seperti ini, bermain dengan bunga mawar dan nyanyi-nyanyian. Dan jika datang penyanyi perempuan, mereka membentangkan permadani untuknya, dan … dan mengeluarkan harta yang melimpah (untuk kemaksiatan itu). Karena itu Allah menimpakan kepada mereka keganasan penduduk Iraq dari golongan Ba`siah. Mereka menyerangnya sampai mengusir mereka dari negri mereka. Yang beruntung dari mereka yang keluar dengan buntelan kecil, dan mereka meniggalkan rumah beserta isinya, anak dan istri mereka, serta mereka merampas harta dan perhiasan mereka. Ini semua merupakan siksaan dari Allah, Allah I berfirman:
﴿وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ  [هود/102]
                    “Dan demikianlah Robbmu menyiksa, apabila Dia menyiksa penduduk negri yang berbuat ddzolim. Sesungguhmya siksaannya amat pedih lagi keras.“
Dan Allah I berfirman:
﴿وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا [الإسراء/16]
                    “Dan jika kami hendak membinasakan suatu negri, kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah pada negri tersebut (untuk menta`ati Allah), lalu mereka melanggarnya dan melakukan kefasikan, maka layaklah berlaku atasnya ketentuan kami, lalu kami hancurkan negri tersebut sehancur-hancurnya“.
                    Dan tingkatan kedua dahulunya Iraq merupakan negri yang kaya dengan minyak, dan kekayaan alam lainnya. Kemudian Negara itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim dan melampaui batas yang bertindak sewenag-wenang. Dan Allah jika hendak mengazab suatu negri maka akan dikuasakan atas negri tersebut kelaliman orang-orang yang hidup mewah. Dan di dalam Al-Qur`an terdapat beberapa ayat yang menunjukkan hal ini. Mereka adalah pintu segala musibah kecuali siapa yang dirohmati Allah. Negri itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim, suka bermegah-megahan dan mendirikan rumah pelacuran dan seterusnya. Dan campur-baur laki-laki dan perempuan, minuman keras di kios-kios. Dan ini merupakan suatu yang masyhur pada orang-orang khusus atau yang datang kepada mereka. Padahal dahulu Imam Ahmad berasal dari Bagdad dan imam fulan dan fulan yang jika kamu membaca sejarah Bagdad kamu akan dapati jumlah ulama mencapai lima ribu atau lebih. Akan tetapi wahai saudaraku kema`siatan membinasakan negri itu. Kemudian Allah memberi kuasa atas mereka orang-orang yang tidak mempedulikan agama, dari Ba`tsiah dan orang-orang lalim yang mendapat kedudukan. Yang menjadikan pekerjaan mereka seputar tari-tarian, kerusakan, `Idul hubb (Valentine), dan sebagainya. Lalu Allah menguasakan atas mereka orang-orang kafir yang menyerbu dan menyiksa mereka. Maka terbunuhlah yang terbunuh dan tertawanlah yang ditawan. Mereka membunuh laki-laki, membiarkan perempuan hidup dan mengambil harta kekayaannya. Dan apa yang kamu lihat dari keadaan mereka masih terngiang di benak kita, demi Allah kami tidak bermaksud menertawakan atas apa yang menimpa mereka, akan tetapi hati kami tesayat pedih dengan apa yang menimpa kaum muslimin di sana. Adalah sebab itu semua karena adanya kerusakan yang mereka lakukan. Demi Allah bahkan sampai di sela-sela peperangan yang kami lihat dari beberapa selebaran dan berita, sampai di waktu perangpun para wanita berada di tengah-tengah para lelaki, tanpa hijab dan mendendangkan nyanyian “wathona wathona“ (negri kami negri kami). Kemudian Amerika – semoga Allah membinasakannya – menghinakan, dan menginjak-injak kehormatan mereka. Disebarkan foto laki-laki Amerika memperkosa perempuan Iraq. Dan foto-foto yang buruk lainnya. Apa sebab semua ini?!! Mereka laki-laki kita juga laki-laki, Amerika Negara dan kita juga Negara. Intinya, bahwa sebab Allah menimpakan kekalahan kepada mereka, dikarenakan dosa-dosa mereka sendiri.
                    Wahai saudaraku tiadalah di antara kita dan Allah kecuali ketaatan kepada Robb semesta alam. Umar bin Khotthob t ketika terjadi gempa di Madinah, beliau mengumpulkan mereka dan mengatakan: “Demi Allah jika gempa terjadi lagi di Madinah niscaya aku akan keluar dari tengah-tengah kalian. Sungguh demi Allah kalian telah berbuat perkara yang muhdats.(1)Demikianlah orang yang merasakan panas dan pedihnya kema`siatan, sedangkan mereka enak-enak aja berbuat kefasikan bermain-main dan laki-laki di depan perempuan pada hari Valentine, bersamaan dengan itu dijaga oleh aparat, ini adalah harom!!! Wahai jama`ah takutlah kepada Allah!!! Orang-orang cemburu kepada agamanya!!! Sungguh demi Allah kami adalah penasehat bagi kalian, dan orang-orang juga cemburu untuk dicabut kebaikan yang ada pada mereka disebabkan oleh perbuatan ma`siat, ini adalah harom!!! Allah I berfirman:
﴿ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ [الأنفال/53]
                    “Demikianlah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu ni`mat, yang telah dianugrahkan kepada suatu kaum sampai mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah  Samii`un (maha mendengar) `Alim (maha melihat)“.
       Sungguh demi Allah kami khawatir akan negri ini, dan muslimin, dan kebaikan yang ada padanya. Karena di dalamnya juga ada beberapa kema`siatan yang perlu diperbaiki dan taubat kepada Allah. Kami khawatir dicabutnya kebaikan tersebut disebabkan dosa-dosa yang kita lakukan. (Tidaklah perzinahan merajalela pada suatu kaum kecuali Allah akan menyiksa mereka dengan maut dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditahan hujan dari langit. Dan tidaklah mereka curang dalam berhukum kecuali Allah akan jadikan keganasan di antara mereka)(1) dan aku kira beliau r mengatakan: (dan peperangan . (1) Semua ini dikarenakan dosa.
                    Oleh karena itu kami mewasiatkan untuk bertakwa kepada Allah, Bertakwalah!!! Bertakwalah kepadaNya!!!. Karena sesungguhnya Allah selalu mengawasi segala sesuatu. Bukan berarti seseorang hanya menjalankan tanggung jawabnya, kepentingan, pekerjaan, dan urusannya saja. Bukan demikian! Akan tetapi seorang muslim termasuk dari tugasnya adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Allah ـ berfirman:
﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴾  [آل عمران/104[
“Dan hendaknya ada di antara kalian sekelompok ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.“

                    Dan kita juga membutuhkan sholat istisqo untuk negri kita yang gersang, dan perlu bertaubat dan berdoa kepada Allah, negri kita juga ditimpa kelaparan, dan krisis moneter. Meskipun kebaikan ada pada sebagian orang, namun tidak sepantasnya lalai dari yang lain. Karena sesungguhnya hal itu bukanlah hal yang terpuji. Kita perlu tolong menolong, mencurahkan tenaga, dan kerja keras untuk melaksanakan apa yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk agama dan dunia mereka. Allah I berfirman:
﴿الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ [الحج/41]
                    “Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan.“