Minggu, 18 November 2012

"Free Sex di Kalangan Remaja" Virus Maut yang Membudaya ((1))


Oleh Ummu Abdirrohman Najiyah Ibnatu Kaswita
_Saddadahallohu wa Ghofaro Dzambahaa_


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاةوالسلام على رسول الله وعلى آله ومن والاه أما بعد:

BAB 1
PENDAHULUAN
               A. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang paling tinggi martabatnya, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban manusia, banyak diantara manusia tidak lagi mengindahkan etika dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik berupa norma agama, moral, tata susila dan lain sebagainya. Sehingga banyak diantara mereka yang berperilaku diluar batas kemanusiaan. Salah satu contoh kongkrit yang akan penulis angkat dalam pembahasan risalah ini adalah perilaku free sex yang sudah mulai membudaya di tengah-tengah masyarakat kita. Dikatakan membudaya karena perilaku free sex ini telah menyebar dan menggejala secara luas di tengah-tengah masyarakat dalam kurun yang sama, bahkan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Perilaku seks bebas di kalangan remaja sudah tidak lagi menjadi hal yang asing dan langka ditemukan, tetapi sebaliknya sudah menjadi perilaku yang menjadi kebiasaan dikalangan sebagian remaja. Mereka tidak lagi merasa risih dan malu jika ada anggota keluarganya yang terjatuh ke dalam perilaku free sex, karena mereka menganggap orang lainpun telah menjadi pendahulu mereka, bahkan sebagian manusia yang fajir menganggap perilaku free sex sebagai bagian dari gaya hidup manusia modern dan orang yang tidak mau melakukannya dianggap sebagai orang kampungan, manusia kolot / konservatif, tidak mengetahui perkembangan zaman dan lain sebagainya  _Waliyyadzubillah_.


Disadari atau tidak, bahwa menyebar dan menggejalanya  perilaku free sex di tengah-tengah masyarakat terutama di kalangan para remaja merupakan salah satu dampak negative dari perkembangan teknologi informatika[1] yang berkembang sangat pesat, dimana seluruh elemen masyarakat dapat mengakses berita dengan mudah dari seluruh penjuru dunia, kapanpun dan di manapun mereka berada. Ketika perkembangan sains dan teknologi ini tidak diiringi dengan peningkatan kwalitas keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh _Subhanahu wa Ta’ala_ maka yang terjadi adalah hilangnya kendali pada diri manusia sehingga mereka tidak lagi memiliki filter dalam dirinya untuk memperhatikan kebijaksanaan penyeleksian informasi dan penggunaan teknologi secara tepat dan positif, serta menyingkirkan pengaruh-pengaruh buruk dari informasi yang telah mereka serap. Perkembangan teknologi bukanlah satu-satunya factor penyebab menyebar dan menggejalanya perilaku free sex di kalangan remaja, beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia belasan melakukan hubungan seks di luar nikah diantaranya adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, budaya hedonisme yang mereka adopsi dari masyarakat barat, faktor lingkungan dan faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut serta pengaruh dari media massa _Akan datang penjelasanya secara rinci, InsyaAllohu Ta’ala_.

Berikut akan penulis paparkan contoh kongkrit perilaku free sex yang terjadi tengah-tengan masyarakat:

Syahdan di sebuah negeri  antah berantah, seorang remaja putri yang masih duduk di bangku SMP diketahui telah hamil. Maka untuk menutupi aib, remaja putri tersebut dinikahkan dengan pasangan zinanya (pacarnya) yang juga sama-sama masih duduk di bangku SMP. 

Di tempat yang lain, seorang remaja putri yang masih duduk di bangku SMP diketahui telah hamil 6 bulan, selidik punya selidik ternyata pacarnyalah yang telah menghamilinya, yang juga masih terdaftar sebagai siswa di sebuah SMP di kota tersebut. Karena malu dan untuk menutupi aib keluarga, akhirnya remaja putri tersebut diisolasikan di rumah familynya di luar kota. 

Di tempat yang berbeda, seorang remaja putri yang menyandang status sebagai anak zina (anak yang dilahirkan dari hasil hubungan di luar nikah) diketahui hamil dan melahirkan anak tanpa ada seorang priapun yang mau mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Masih di tempat yang sama, banyak remaja putri yang menikah dalam keadaan telah hamil _Allohul Musta’aan_. Sangat sedikit dari mereka yang menikah dalam keadaan masih suci, bahkan wanita yang tetap berpegang teguh untuk menjaga kehormatan dan kesucian diri mereka jumlahnya sangat minoritas, mereka adalah orang-orang yang Alloh jaga disebabkan keimanan dan ketaqwaan yang masih bersemayam di dalam dada-dada mereka _walillahilhamd_.

Dari deskripsi di atas (dan ini bukan sekedar dongeng pengahantar tidur, tetapi sebuah realita yang terjadi di tengah-tengah masyarakat), telah memberikan ilustrasi kepada kita betapa prilaku free sex telah begitu menyebar dan menggejala di tengah-tengah masyarakat kita. Pada zaman modern ini perilaku seks bebas di kalangan remaja sudah tidak lagi menjadi hal yang asing dan langka ditemukan, tetapi sebaliknya sudah menjadi perilaku yang menjadi kebiasaan dikalangan sebagian remaja yang mana keadaan  mereka sangat jauh dari bimbingan agama. Bukan berarti penulis ingin mengeneralisir bahwa semua remaja terjatuh pada perilaku free sex. Sebagaimana kita ketahui bahwa di sana masih banyak saudara-saudari kita dari kalangan kaula muda yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral, tata susila dan norma agama sehingga mereka terbebas dari perilaku free sex yang dapat meruntuhkan tatanan social kemasyarakatan. Dan kaula muda seperti inilah yang patut kita beri apresiasi atas kekokohannya di dalam berpegang dan mengaplikasikan nilai-nilai etika, moral, tata susila, serta norma-norma agama pada kehidupan pribadinya.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai masalah free sex / seks bebas di kalangan remaja dalam bentuk risalah yang berjudul “Free sex di Kalangan Remaja” Virus Maut yang Membudaya”

B.     Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan risalah ini adalah sebagai berikut:
  1.  Apa definisi serta hukum freesex dalam perspektif Islam?
  2. Faktor-faktor pencetus apa yang dapat mempengaruhi perilaku free sex dikalangan remaja?
  3. Apa dampak negative perilaku free sex dikalangan remaja?
  4. Upaya preventif apa saja yang dapat ditempuh oleh seluruh stakeholder untuk melakukan pencegahan dan mengatasi budaya prilaku free sex dikalangan remaja? 

C.    Tujuan Penulisan 

Penulisan risalah yang berjudul ““Free sex di Kalangan Remaja” Virus Maut yang Membudaya” bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan definisi serta hukum free sex dalam perspektif Islam, faktor pencetus yang dapat mempengaruhi perilaku free sex dikalangan remaja, dampak negative  perilaku free sex dikalangan remaja serta upaya preventif yang dapat dilakukan oleh seluruh stakeholder (baik oleh remaja sebagai individu, para orang tua, pendidik dan masyarakat)  untuk melakukan pencegahan dan mengatasi budaya prilaku free sex dikalangan remaja.

D.    Manfaat Penulisan
 
Penulisan risalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang actual dan factual  kepada para pembaca mengenai perilaku free sex yang mulai menyebar dan menggejala di tengah-tengah masyarakat, factor penyebab, dampak negative  dan upaya preventif yang dapat dilakukan oleh seluruh stakeholder untuk mencegah prilaku free sex dikalangan remaja secara specific dan dan di kalangan masyarakat secara umum. 

Demikian juga penulisan risalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau sebagai nasihat untuk seluruh stakeholder termasuk diri penulis secara pribadi (baik sebagai individu, anggota masyarakat, calon orang tua (insyaAlloh), atau mungkin sebagai pendidik) agar perilaku free sex dapat diminimalisir dan tidak menyebar serta menggejala di tengah-tengah masyarakat.

E.     Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan dalam penulisan risalah ini adalah metode pendekatan yuridis normatif dan metode pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dipergunakan untuk menganalisa norma-norma agama yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman salafush sholih berkaiatan dengan objek pembahasan yang sedang penulis kaji. Adapun pendekatan yuridis empiris dipergunakan untuk menganalisa fakta-fakta secara empiris yang ada di masyarakat berupa menyebar dan membudayanya perilaku free sex terutama di kalangan remaja.



[1] Catatan: Penulis tidak memaksudkan bahwa perkembangan sains dan teknologi hanya mendatangkan dampak negative, bahkan kita tahu bahwa perkembangan sains dan teknologi ini juga telah membawa dampak positif yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia secara umum. Hanyalah dampak negative ini berlaku bagi mereka-mereka yang tidak memiliki filter dalam dirinya.

Bersambung, insyaAllohu Ta'ala.